Muslim India
Muslim India

Pasca Rusuh Sektarian, Ratusan Muslim India Takut Pulang dan Tinggal di Kamp Pengungsian

Jakarta – Kerusuhan sektarian di New Delhi bagian timur meninggalkan duka mendalam, khususnya bagi umat Muslim. Pasalnya, tidak hanya keadilan dirampas pemerintah India dengan pemberlakuan Undang-Undang Kewarganegaraan yang anti-Muslim, puluhan Muslim juga menjadi korban meninggal dalam kerusuhan tersebut.

Kini ketakutan besar dialami umat Muslim di wilayah tersebut. Bahkan banyak dari mereka tidak berani pulang ke rumahnya karena khawatir akan mengalami kejadian serupa.

Seperti dikutip CBS NEWS, Imran Khan, seorang buruh berusia 30 tahun, menceritakan bagaimana sekelompok massa di Timur Laut Delhi menyerangnya tanpa ampun. Ia meceritakan kejadian yang menimpa dirinya itu terjadi pada 24 Februari ketika pulang dari tempat pekerjannya. Saat itu, gerombolan massa meminta identitas dirinya.

“Tujuannya untuk mencari tahu apakah saya beragama Hindu atau Muslim,” katanya.

Ketika Imran Khan mengatakan namanya, yang umum di antara muslim Asia selatan, gerombolan massa itu mulai memukulilnya dengan tongkat dan batang besi.

 Imran menceritakan, ia sempat mencoba mengajak mereka bicara. Akan tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan mereka malah mengejeknya lalu gerombolan itu merampas barang yang dibawa Imran.

 “Sementara beberapa dari mereka memakan buah yang saya bawa pulang untuk anak-anak,” ungkap Imran dikutip dari laman republika.co.id.

 Imranmengatakan, gerombolan itu memukulinya tanpa ampun. Sehingga membuatnya kehilangan kesadaran. Ketika dia sadar, dia mendapati dirinya di selokan drainase dengan tali diikat di leher.

 “Barangkali mereka mengira saya sudah mati setelah mereka menenggelamkan saya ke saluran pembuangan,” imbuhnya.

 Saat ini Imran ditampung di sebuah kamp bantuan kemanusiaan di daerah Mustafabad di Delhi. Saat ditemui wartawan kepala Imran masih dibalut perban dengan 32 jahitan untuk menutupi lukanya.

 “Hanya Tuhan yang menyelamatkanku,” lirihnya.

Pasca bentrokan, kini Imran bergabung di antara ribuan orang tinggal di kamp-kamp bantuan darurat. Kamp ini didirikan untuk mereka yang selamat dari kerusuham sektarian bulan lalu di ibukota India.

Kekerasan ini setidaknya menewaskan 53 orang dan lebih dari 200 orang terluka. Bentrokan terjadi setelah sedikitnya seorang politisi Hindu memperingatkan polisi India dalam pidato publik bahwa jika mereka tidak menghentikan protes terhadap undang-undang yang baru itu, ia dan yang lain-lain akan melakukan kekerasan terhadap Muslim.

 Gerombolan orang yang bersenjatakan tongkat besi, tongkat, bom molotov dan senapan buatan sendiri menyerbu beberapa perkampungan, membunuh orang-orang, mendirikan rumah, toko, dan mobil. Dua minggu kemudian, lebih dari 5.000 Muslim menemukan diri mereka tinggal di setidaknya tiga kamp darurat.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

banjir

Teologi Lingkungan dalam Islam: Membaca Bencana Sumatera sebagai Peringatan dan Pelajaran

Gelombang bencana yang melanda Sumatera dalam beberapa waktu terakhir—banjir bandang di Padang, longsor di Sibolga, …

091882600 1679803445 830 556

Universitas Al-Azhar Mesir Kutuk Serangan Terhadap Mahasiswa Saat Ibadah di Kampus

JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat …