KH Marsudi Syuhud
KH Marsudi Syuhud

PBNU Duga Pesantren Yang Digerebek Densus 88 Gunakan Kurikulum Beda Dengan Ponpes NU

Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menduga pondok pesantren (ponpes) di Sleman yang digerebek Densus 88 Antiteror Mabes Polri gunakan kurikulum berbeda dengan yang di ponpes NU. Dugaan itu diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Marsudi Syuhud.

“Beberapa tahun ini muncul pesantren-pesantren baru, itu nama saja kita sudah bisa membau, sudah mulai kedeteksi gitu. Memang ada pesantren-pesantren pendatang baru yang kayak gitu, yang memang sangat berbeda dari kurikulum maupun cara ajarnya. Coba tanya aja itu umur pesantrennya,” ujar Marsudi dikutip dari detikcom, Sabtu (3/4/2021).

Seperti diketahui, Densus 88 menggeledah ponpes ) Ibnul Qoyyim di Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY, pada Jumat (2/4/2021) malam. Dari ponpes itu disita buku-buku, laptop, PC, panah, dan busur.

Marsudi menambahkan, pesantren yang digeledah Densus 88 itu menggunakan nama suatu tokoh. Marsudi mengatakan hal itu berbeda tradisi pesantren NU yang menggunakan nama daerah.

“Itu nama imam, nama tokoh, biasanya mereka kan kayak gitu kalau bikin pesantren, biasanya kalau pesantren itu kan nama kampungnya kalau NU kan. Itu yang modelnya kayak gitu ya gitu modelnya,” ucapnya.

Ia menyebut pesantren yang berbasis NU memiliki kurikulum yang tidak mengajarkan radikalisme. Marsudi pun menjamin pesantren NU tak ada ajaran radikalisme.

“Kalau pesantren di NU sudah jelas, kurikulumnya jelas, kitabnya jelas, kalau yang NU dan saya menjamin kalau di NU nggak ada,” katanya.

Marsudi mengatakan cara yang paling mudah agar pesantren tidak mengajarkan radikalisme pada santrinya yakni menggunakan kurikulum yang ada di ponpes NU. Dia juga menyarankan kitab-kitab yang digunakan juga sama dengan yang ada di pesantren NU.

“Ikutin mestinya kurikulumnya kayak kurikulum NU. Itu saja yang paling gampang, kitab-kitabnya kayak kitab NU,” ujarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …