keluarga berkualitas
keluarga berkualitas

Jaga Keluargamu dari Api Neraka, Jaga Anakmu dari Ajakan Teroris

Meskipun agama Islam sangat mengecam pelaku bunuh diri, masih saja ada yang tertipu bujukan setan ini. Tegas dalam al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah dikatakan, “Sungguh orang yang melakukan bunuh diri dosanya lebih besar dibanding orang yang membunuh orang lain”. Apalagi kalau dengan cara bom bunuh diri. Dua dosa dilakukan sekaligus, yakni bunuh diri plus membunuh orang lain.

Miris sekali melihat fenomena akhir-akhir ini. Keluarga bukan menjadi tempat yang nyaman untuk mendidik dan menanamkan akhlak kepada anggota keluarganya. Bahkan keluarga menjadi instrumen penanaman nilai yang bertentangan dengan syariat. Melakukan bom bunuh sekeluarga atau anak melakukan aksi teror tanpa sepengetahuan orang tua.

Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. Tahrim:6). Ketika seseorang suami atau istri bersama-sama melakukan tindakan teror itu sama halnya menghantarkan kepada api neraka. Ketika anak melakukan aksi teror tanpa sepengetahuan orang tua, sama saja tidak mampu menjaga anak dari api neraka.

Apakah terorisme dalam bentuk bom bunuh diri sudah dipastikan neraka? Nabi bersabda, “Barang siapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahannam secara terus menerus dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa yang bunuh diri dengan meminum racun, maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya“. (HR. Muslim).

Walaupun ulama beda pendapat soal redaksi kekal di dalam hadis ini seperti dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam al Minhaj Syarhu Shahih Muslim, yang dimaksud kekal di neraka apabila orang yang melakukan bunuh diri menganggap perbuatan tersebut halal, padahal haram. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud kekal di neraka adalah berada di neraka dalam waktu yang sangat lama dan panjang.

Yang jelas, bunuh diri adalah dosa besar, dilaknat dan terkutuk. Maka tindakan melakukan bom bunuh diri merupakan tindakan yang jelas-jelas melanggar perintah agama. Bukan jihad. Sebab jihad tidak demikian. Doktrin bom bunuh sebagai jihad adalah pemalsuan ajaran agama.

Di samping semua itu, bom bunuh diri juga menjadi tanda kegagalan seorang anak untuk menjadi anak shaleh. Anak yang didambakan oleh semua orang tua karena menjadi aset paling berharga setelah mati. Sebagaimana dikatakan Nabi, anak shaleh menjadi amal tak terputus bagi orang tuanya meski telah meninggal dunia. Doanya kepada orang tuanya yang telah meninggal sampai dan bisa menyelamatkan kedua orang tuanya dari siksa.

Oleh karena itu, para orang tua hendaknya selalu menjaga pendidikan agama anak-anaknya sejak dini. Dan sebagaimana dikatakan, rumah merupakan madrasah pertama bagi anak-anak. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dengan ilmu agama.

Nabi bersabda, “Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika tidak mau mengerjakan shalat ketika berumur sepuluh tahun”. (HR. Abu Daud, Turmudzi, Ahmad dan Hakim)

Menjaga diri dan keluarga dari api neraka artinya kita sebagai orang tua harus taat kepada perintah agama serta wajib menjaga dan memerintahkan anak-anak dan keluarga untuk selalu taat dan tunduk kepada semua yang diperintahkan oleh Allah.

Untuk sampai kesini, maka sudah semestinya untuk mengajarkan anak-anak kita tentang ilmu agama sedari rumah, tidak cukup hanya dengan pendidikan formal saja. Pendidikan di rumah juga merupakan sarana paling efektif untuk menangkal terjadiny tindakan terorisme.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr, Declory, seorang ahli pendidikan menemukan fakta bahwa tujuh puluh persen anak-anak yang jatuh ke dalam lumpur dosa disebabkan oleh kehidupan keluarganya yang  rusak, tidak menjalankan ajaran agama secara baik.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …