ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference IIDC

Pemimpin Agama dan Budaya ASEAN Deklarasi IIDC, Berikut Poin-Poinnya

Jakarta – Para pemimpin agama dan budaya dari 11 negara ASEAN Plus telah menyepakati deklarasi bersama dalam pertemuan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) yang diselenggarakan di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, pada Senin (7/8/2023) kemarin lalu.

Forum ASEAN IIDC dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan dihadiri oleh ratusan partisipan meliputi pembicara dan undangan dari 11 negara ASEAN, Timor Leste, dan ASEAN Plus.

Deklarasi ASEAN IIDC Jakarta dibacakan oleh perwakilan Filipina Teresita Cruz Del Rosario dalam penutup forum ASEAN IIDC. Deklarasi tersebut memuat beberapa poin meliputi, peningkatan kerja sama antarmasyarakat, perempuan dan pemuda, hingga kerja sama antarpemerintah.

Adapun poin-poin deklarasi ASEAN IIDC Jakarta 2023 tentang kerja sama antarpemerintah sebagai berikut:

  1. Berkomitmen untuk membantu mengembangkan dan menerapkan prakarsa konkret dan kebijakan pemerintah yang akan membangun jembatan saling pengertian dan saling menghormati antara masyarakat dan budaya ASEAN, kawasan Indo-Pasifik, dan dunia pada umumnya;
  2. Mengundang pemerintah dan lembaga masyarakat sipil untuk membantu memproyeksikan soft power budaya dan agama ASEAN secara global, melalui Gerakan untuk Nilai-Nilai Peradaban Bersama yang berupaya melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang didirikan berdasarkan etika universal dan nilai-nilai kemanusiaan;
  3. Menyatakan dukungan penuh kami terhadap Keketuaan Pemerintah Indonesia di ASEAN 2023, termasuk upaya untuk memastikan agar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tetap kredibel, relevan, dan bermanfaat bagi rakyatnya, kawasan, dan dunia pada umumnya, sambil terus berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan kemakmuran;
  4. Menyampaikan apresiasi kami kepada Pemerintah Indonesia atas dukungannya dalam menyelenggarakan Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN (IIDC) sebagai salah satu dari beberapa acara publik yang diadakan di bawah Keketuaan ASEAN Indonesia pada tahun 2023;
  5. Menekankan pentingnya mekanisme reguler yang dilembagakan untuk membahas dan mempromosikan kerja sama antarbudaya dan antaragama di Asia Tenggara, dan menjajaki kemungkinan jalan dalam struktur ASEAN untuk membentuk Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN sebagai forum tahunan, untuk memfasilitasi kerja sama yang sedang berlangsung antara individu, komunitas agama, organisasi masyarakat sipil, outlet media, dan pemerintah di seluruh ASEAN, Negara Anggota ASEAN Plus, dan seterusnya. (NU Online)
Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

musik islam

Hukum Musik yang Berujung Pengkafiran, Bagaimana Musik dalam Sejarah Islam?

Musik sebuah tema yang selalu berujung pro dan kontra dalam Islam. Namun, perdebatan itu sejatinya …

Ratusan guru ikuti Pelatihan Sekolah Damai di Ponpes Darussalam Blokagung

Di Ponpes Darussalam Blokagung, BNPT Ajak Guru di Banyuwangi Jadi Agen Perdamaian

Banyuwangi – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak para guru untuk menjadi …