Syaifuddin Ibrahim
Syaifuddin Ibrahim

Penghina Islam Pdt Saifuddin Ibrahim Dikabarkan Jadi Pemulung di Amerika

JakartaPendeta Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses pernah viral dengan video penghinaa terhadap agama Islam. Setelah video itu viral, ia pun hilang dari Indonesia dan dikabarkan berada di Amerika Serikat.

Kini ia kembali mengunggah video kehidupannya di Negeri Paman Sam.Dalam video berdurasi 14 detik itu, ia mengabarkan kini berprofesi sebagai pemulung. Kabar itu disampaikan lewat akun YouTube-nya, saat Saifuddin sedang memisahkan kaleng dan botol bersama seorang pria yang merekam kegiatannya.

Saifuddin memisahkan kumpulan kaleng dan botol dari plastik yang dia bawa ke wadah yang sesuai. Namun, masih belum diketahui apakah itu semua hasil dari jerih payahnya atau tidak. Saat semua kaleng dan botol sudah selesai dimasukkan ke wadah, Saifuddin memberikan pesan terakhir sebelum mengakhiri videonya.

“Oke saudara-saudara, walaupun di negeri orang atau bagaimana pun kita tetap maju meskipun jadi pemulung. Saya adalah pemulung jiwa-jiwa di mana pun saya berada. Yesus datang untuk orang yang berdosa bukan orang benar. Yesus datang untuk menyembuhkan orang sakit. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati,” kata dia dalam video berjudul Jadi Pemulung di Amerika, Kumpulkan Botol…., dikutip dari Republika.co.id, Minggu (1/1/2023).

Sampai saat ini, Saifuddin masih dalam berstatus tersangka penistaan agama dan ujaran kebencian. Penyidik Bareskrim Mabes Polri menjeratnya sebagai tersangka Pasal 45 ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) UU 19/2016 tentang ITE.

Dan Pasal 156 KUH Pidana, atau Pasal 156 a KUH Pidana, dan Pasal 14 ayat (1) ayat (2), serta Pasal 15 UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Ancamannya enam tahun penjara.

Penistaan agama yang dilakukan Pendeta Saifudin Ibrahim ini terjadi pekan lalu, ketika ia menyampaikan terbuka, agar Kementerian Agama (Kemenag) menghapus 300 ayat suci dalam Alquran.  Menurut pendeta asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, 300 ayat dalam kitab suci agama Islam itu, adalah menjadi penyebab suburnya paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Saifudin Ibrahim juga mengatakan, pondok pesantren, dan madrasah yang ada di Indonesia merupakan lembaga pendidikan pencetak terorisme dan radikalisme.

Tindakannya tersebut mendapat kecaman dari berbagai tokoh publik. Pada 2017 lalu, dia juga pernah ditangkap karena kasus ujaran kebencian.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

keluarga sakinah

Tiga Kunci Mewujudkan Keluarga Sakinah

Berdasarkan data Kementerian Agama pada tahun 2022 angka perceraian secara nasional 516.334 kasus. Angka ini …

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …