Banyuwangi – Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang dideklarasikan di Banyuwangi, Rabu (3/2/2021) mengklarifikasi terkait rencana digelarnya Festival Santet. Seperti diketahui, Festival Santet menjadi program kerja Perdunu Indonesia, yang langsung memunculkan pro dan kontra.
Ketua Umum Perdunu Abdullah Fatah Hasan menjelaskanyang dimaksud Festival Santet bukanlah sebuah festival yang mungkin dibayangkan oleh banyak orang yakni dengan mengadu para dukun memerkan ilmu santetnya. Tapi berupa diskusi dan kajian terkait santet itu sendiri.
“Di Banyuwangi siapa yang mau mengaku sebagai dukun santet. Jangan dipersepsikan kemudian langsung pementasan santet yang berbau bahaya dan seterusnya,” katanya Abdullah kepada wartawan, Minggu (7/2/2021), dikutip dari laman detikcom.
Gus Fatah, panggilan karib Abdullah Fatah hasan mengatakan, Perdunu ingin melihat dari sisi yang lain yakni lebih pada kajian-kajian terkait santet itu sendiri. Karena, sampai hari ini diskusi mengenai definisi santet itu belum selesai. Apakah santet itu berkaitan dengan bab asmara atau kaitan dengan menyakiti orang masih belum sama persepsi orang.
“Makanya kita mencoba menawarkan Festival Santet. Nanti akan ada diskusi di sana terkait dengan definisi santet dan seterusnya,” imbuh Gus Fatah.
Menurutnya, Perdunu ingin menawarkan sebuah tema yakni santet untuk menjadi ruang diskusi yang terbuka bagi semua pihak, termasuk kampus-kampus. Karena istilah santet itu identik dengan Banyuwangi.
“Kita mencoba untuk dari sisi yang lain. Makanya kita harus berani untuk membahas ini,” katanya.
Terkait pro dan kontra keberadaannya, Perdunu mengaku siap memberikan klarifikasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Rencananya, klarifikasi dilakukan oleh Disbudpar Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Senin (8/2/2021).