Anggota teroris JI saat digelandang Densus 88
Anggota teroris JI saat digelandang Densus 88

Polri Ungkap 91 Kader Jamaah Islamiyah Dilatih Bertempur Lawan Negara

Jakarta- Rentetan pengungkapkan dilakukan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Berawal dari penangkapan dua gembong JI Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnaen di Lampung, Polri mengungkap jaringan teroris JI ternyata masih eksis.

Mereka terus menggerakkan sel-sel kelompoknya untuk membangun kekuatan kembali. Selain itu, kelompok JI juga mengumpulkan dana dengan menyebarkan ribuan kotak amal di berbagai daerah di Indonesia. Kabar terbaru, Polri menemukan fakta bahwa JI telah melatih 91 kadernya untuk siap tempur melawan negara.

“Dari 91 kader Jamaah Islamiyah tersebut, 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah dan beberapa telah kembali ke Indonesia. Mereka (JI) sudah menyiapkan kemampuan diri dengan pelatihan-pelatihan khusus guna mempersiapkan kekuatan melawan musuh yakni negara dan aparat,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono melalui keterangan resminya, Sabtu (19/20/2020).

“Sebagian besar dari mereka juga sudah berangkat ke Suriah bergabung dengan kelompok teror di sana dan berperan aktif dalam konflik di Suriah. Kemampuan yang sudah diasah di tempat pelatihan dan medan tempur sebenarnya (Suriah) menjadikan mereka sebagai potensi ancaman nyata,” imbuhnya.

Argo mengungkapkan penanggung jawab atau amir Jamaah Islamiyah adalah Parawijayanto dan koordinator pelatihan adalah Joko Priyono alias Karso. Menurutnya, ada banyak faktor yang menjadikan terorisme tumbuh subur di Indonesia. Salah satunya, karena maraknya penyebaran berita bohong atau hoaks.

“Maraknya penyebaran hoaks tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan anti pemerintah makin subur. Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat. Bahwa kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian,” katanya.

Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran paham dan ideologi radikalisme di kalangan anak muda, sambung Argo, perlu dilibatkan seluruh stakeholder yang bersentuhan langsng dengan dunia pendidikan, sosial, keagamaan, komunikasi dan keamanan di lingkungan masing-masing.

Sejauh ini, Densus 88 terus melakukan pemantauan terhadap jaringan teror yang ada di Indonesia secara terus-menerus, mulai dari pengumpulan bahan informasi, pengolahan informasi sampai dilakukan penegakan hukum.

“Spesifiknya, Densus 88 sudah melakukan penegakan hukum terhadap 20 peserta pelatihan JI,” kata Argo.

Sebelumnya, Densus88 Antiteror Polri melakukan penangkapan sebanyak 23 terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di 8 lokasi yakni di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pringsewu, Metro, Jambi, Riau dan Palembang. Dua dari 23 orang yang ditangkap merupakan Panglima Askari JI yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnain alias Arif Sunarso.

Selain menangkap para tersangka, Densus 88 juga berhasil mengungkap adanya bunker di rumah Upik Lawanga di Lampung yang digunakan untuk bersembunyi dan menyimpan senjata-senjata rakitan buatannya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

berbuka puasa ala Rasul

Bingung Puasa Sunnah Syawal atau Membayar Hutang Puasa?

Setiap tahun, umat Islam dihadapkan pada pilihan yang penting: apakah lebih baik melaksanakan puasa sunnah …

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …