Jakarta – Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkap upaya deradikalilasi yang diterapkan di Pondok Pesantren (ponpes) yang berafiliasi dengan NU. Dia mengatakan ponpes di bawah PBNU mengajarkan harmonisasi antara agama dan negara.
Pernyataan ini diungkapkan Robikin untuk menanggapi penggerebekan sebuah Ponpes Ibnul Qoyyim di Sleman. Ia mengatakan mengatakan sekitar 27.800 ponpes, ada 23.000 ponpes yang ada di bawah koordinasi atau berafiliasi dengan NU. Ia memastikan di tiap ponpes tersebut diajarkan tentang harmonisasi antara negara dan agama.
“NU melalui KH Hasyim Asyari bahkan sebelum NU itu lahir itu berhasil mengharmoniskan hubungan antara agama dengan negara. Agama di satu sisi dengan negara di sisi lain. Tidak diperhadapkan, tidak terus-menerus dipertentangkan, tapi diharmoniskan,” kata Robikin dalam diskusi Polemik yang digelar daring, akhir pekan kemarin.
Robikin mengatakan mencintai negara sebagian dari iman menjadi konsep yang diajarkan di pesantren. Konsep ini pun akhirnya menjadi jargon yang selalu digaungkan NU.
“Jargonnya simpel tapi maknanya dalam, yang sudah sangat populer, hubbul wathan minal iman. Nah kalangan penganut ideologi terorisme ini, penganut ideologi kematian, ini menganggap nasionalisme itu sistem setan. NU tidak. Maka di lingkungan NU diajarkan religius-nasionalis,” ujarnya.