Pro-Kontra Perayaan Halloween di Arab Saudi, Peserta: Saya tak Tahu Halal dan Haramnya

JAKARTA – Negara Arab Saudi yang selalu identik dengan islam yang kuat tiba-tiba merayakan pesta Halloween, sebuah tradisi barat yang tidak ada kaitanya dengan tradisi kebudayaan negara Afrika maupun Timur-Tengah. Disatu sisi negara Arab Saudi tidak merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Gelaran festival Halloween di Arab Saudi telah memicu perbincangan hangat di media sosial. Perayaan ini dinilai sebagai catatan baru dalam reformasi sosial di bawah penguasa de facto, Putra Mahkota Muhammad bin Salman.

Seperti dilansir Middle East Monitor dan republika.co.id Senin, (31/11/22). Gelaran budaya Barat ini igelar pada Kamis dan Jumat di Riyadh’s Boulevard. Mereka menggunakan pakaian menyeramkan seperti yang sudah viral di media sosial.

“Ini merupakan perayaan besar, sejujurnya ada semangat kegembiraan. Dalam hal halal atau haram, saya tidak tahu tentang itu. Kita hanya merayakan untuk kegembiraan dan tak ada yang lain,” ujar salah satu peserta yang ikut festival itu untuk pertama kalinya.

Sementara yang lain menjelaskan, bahwa tindakan berawal dari niat. “Saya hanya bersenang-senang.”

Perayaan di negara yang disebut ultra-konservatif ini telah menuai kritik di sejumlah media sosial. Beberapa menilai bahwa Arab Saudi telah menerapkan standar ganda dengan tidak menggelar perayaan Maulid Nabi.

“Perayaan Hallowen di Riyadh, Arab Saudi. GEA Saudi menggelar ‘Horror Weekend”, sementara selebrasi Maulid di Larang. Bayangkan negera yang melarang peringatan Maulid Nabi karena lebih jahat dari perayaan Halloween.”