pangeran mbs

Proyek Mohammad bin Salman untuk Menangkal Ekstremisme dan Terorisme

Putra mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), rupanya sangat jengkel terhadap aktifitas yang mengkambing hitamkan agama. Ia melakukan gebrakan dalam upaya meredam laju perkembangan ideologi ekstremisme dan terorisme seperti para pengikut al Qaedah dan ISIS.

Proyek dimaksud adalah bagian dari visi 2030-nya, yang diantaranya adalah soal reformasi Islam. Menurutnya, pemerintah Arab Saudi perlu mengecek keotentikan hadits-hadits Nabi dan mendokumentasikannya yang bertujuan untuk memproteksi penyalahgunaan hadits oleh kelompok ekstremis dan teroris.

Menurutnya, dikomentasi hadits perlu dilakukan supaya bisa dibedakan mana yang asli dan yang palsu. Hal ini berangkat dari fenomena penyelewengan hadits oleh beberapa pihak seperti al Qaedah dan ISIS yang menggunakan hadits dhaif (lemah) sebagai justifikasi perjuangan ideologi mereka.

Tujuan proyek ini karena MBS mengerti bahwa banyak hadits yang digunakan sebagai dalil terorisme dan tindakan ekstrim lainnya, baik yang terjadi Saudi maupun negara-negara lain. Proyek ini sebagai gugatan terhadap rezim Wahabi di Saudi yang telah lama melakukan dokumentasi atau penataan hadits-hadits sesuai dengan paham keagamaan mereka.

Dimana, rezim Wahabi telah melakukan pemetaan hadits-hadits yang sesuai dengan ideologi mereka. Hadits yang sesuai dengan ideologi mereka dinilai shahih dan yang tidak sesuai dengan kemauan ideologi mereka dinilai dhaif bahk maudhu’.

Tokoh terkenal rezim Wahabi yang bertugas melakukan dokumentasi hadits dengan penyesuaian terhadap ideologi mereka yang cenderung keras dan radikal adalah Nashiruddin al Bani asal Albania. Sebagaimana telah menjadi pengetahuan umum, Al Bani menata metodologi periwayatan hadits baru menurut versinya sendiri.

Terbukti, metodologi periwayatan yang disusun Al Bani cenderung berbeda dengan tokoh-tokoh hadits sekaliber Imam Bukhari dan Imam Muslim. Sinyalir bahwa Al Bani melakukan hal itu untuk kepentingan ideologi Wahabi adalah, bahwa pemikirannya yang keras atau radikal menjadi acuan bagi kalangan Wahabi modern. MBS menyebut pemikiran Al Bani sebagai sebab terjadinya social devision atau pembelahan sosial.

Jika proyek ini berhasil, maka mereka yang terkena dampak langsung adalah Wahabi di Saudi sendiri. Sebab, selain untuk menopang kemajuan ekonomi dan teknologi, proyek ini dimaksudkan untuk melakukan reformasi Islam. Meninjau kembali sumber-sumber legislasi keagamaan.

Dengan kata lain, reformasi Islam gagasan MBS merupakan bentuk konfrontasi terbuka dengan rezim Wahabi. Hal ini tampak dari pemaparannya tentang reformasi Islam yang memiliki kesamaan dengan visi keagamaan pemikir-pemikir Arab kontemporer seperti Mohamed Arkoun, Mohammed Shahrour, Farah Faoudah dan lain-lain. Ulama-ulama inilah yang sering dipersekusi oleh Wahabi.

Tak berhenti sampai disitu, langkah strategis MBS melakukan sterilisasi paham dan ideologi radikal adalah menarik peredaran berbagai konten, buku ajar, dan kurikulum yang yang bernuansa militan, kebencian, rasisme dan etnosentrisme, diganti dengan yang berhaluan moderat dan toleran dan berorientasi pada spirit kemajuan, kemajemukan dan kebersamaan.

Bersih-bersih paham dan ideologi bercorak ekstremis-teroris juga menyasar lembaga pendidikan. Pengelola pendidikan, guru dan setiap orang yang terlibat dalam dunia pendidikan yang dipandang radikal dan intoleran diberhentikan dan yang masih mungkin untuk diperbaiki di training atau di install ulang pola pikir keagamaan mereka.

Para mubaligh dan khatib yang suka menebar hate speech, anti reformasi dan kemajuan, serta berpotensi menyulut perpecahan diberhentikan. Beberapa lembaga sosial seperti Haiah Kibar Al Ulama, Shuro Council dan Masjid yang semula dipenuhi oleh sarjana dan tokoh Islam militan-konservatif diganti dengan yang berhaluan dan berwawasan moderat, toleran dan progresif serta mendukung program reformasi pemerintah Arab Saudi.

Sebuah langkah untuk mengembalikan Islam sebagaimana pertama hadirnya di bawah Rasulullah. Islam yang anti kekerasan, anti intoleransi, apalagi terorisme. Islam dengan nilai-nilai universal yang dibawanya sempat redup justru di tanah kelahirannya sendiri. Islam rahmatan lil ‘alamin yang dibawa Nabi tergantikan oleh ideologi yang cenderung keras seperti Wahabi. Sulit melupakan peristiwa berdarah-darah yang dibekingi oleh Wahabi. Peristiwa “Harrah” diantaranya.

Mungkin, melalui tangan MBS Islam akan kembali lagi seperti sedia kala, seperti di masa Nabi, sahabat dan tabi’in. Sebagai sebuah agama yang menanamkan sikap luhur yang sangat menghormati perbedaan dan nilai-nilai kemanusiaan.

 

Bagikan Artikel ini:

About Nurfati Maulida

Check Also

setan di rumah

Waspadalah, Ada Setan Bernama “Dasim” di Rumah Kita

Baiti Jannati, atau rumahku surgaku, merupakan dambaan setiap keluarga. Rumah yang tenteram, damai dan menyenangkan. …

rumah tangga

Tips Rumah Tangga Sejuk nan Damai dalam Islam

Setiap pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis, akan tetapi tidak semua pasangan suami-isteri bisa meraihnya. …