030135000 1697075317 1280 856

Sejarah Baru Hubungan Saudi-Iran, Sepakat Muslim Harus Bersatu Bela Palestina

RIYADH – Peperangan yang terjadi antara pasukan Hamas dengan zionis Israel menjadi satu lembaran sejarah baru bagi hubungan Arab Saudi – Iran. Untuk pertama kalinya mereka melakukan kontak dan bersepakat atas satu gagasan untuk bersama-sama mendukung rakyat Palestina memperjuangkan hak-hak mereka yang telah dirampas oleh Israel, kedua pemimpin negara Arab Saudi – Iran juga menekankan pentingnya dukungan kaum muslim serta bersatu untuk menghentikan segala tindakan keji Israel didukung oleh Amerika sebagai sekutu abadinya.

Dilansir dari laman republika.co.id dari Kantor Berita Saudi (SPA) dan Kantor Berita Iran (IRNA) melaporkan kontak telepon antara Pangeran Saudi Muhammad bin Salman (MBS) dan Presiden Iran Ayatullah Raisi pada Kamis (12/10/2023). Percakapan telepon itu yang pertama sejak dimulainya kembali hubungan antara Teheran dan Riyadh setelah tujuh tahun terhenti.

Apa isi perbincangan keduanya? SPA melaporkan bahwa MBS dan Raisi membahas situasi di Gaza. Mereka sepakat bahwa upaya harus dilakukan untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dan pihak-pihak regional untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung.

“Berhenti menargetkan warga sipil dengan cara apapun,” tulis SPA soal kesepakatan kedua pimpinan. Mereka menyerukan perlunya perlindungan kehidupan orang-orang yang tidak bersalah, dan perlunya mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum internasional.

SPA menambahkan bahwa MBS menyatakan posisi tegas dalam mendukung perjuangan Palestina. Kedua pimpinan juga menyerukan pentingnya persatuan di dunia Islam terkait perjuangan Palestina. Mereka juga melayangkan kritik terhadap dukungan yang diberikan AS kepada Israel, yang terus melancarkan serangan besar-besaran terhadap pemukiman sipil di Gaza.

“Ayatullah Raisi dan Yang Mulia Muhammad bin Salman, keduanya sepakat tentang perlunya mengakhiri kejahatan perang terhadap Palestina. Persatuan Islam ditekankan dan keduanya percaya bahwa kejahatan rezim (Israel) dan lampu hijau AS akan menyebabkan ketidakamanan yang merusak rezim (Israel) dan pendukungnya,” tulis Mohammad Jamshidi, wakil kepala Kantor Presiden Iran Bidang Politik, melalui platform X.

Iran dan Saudi sedianya memiliki posisi yang agak berbeda terkait penjajahan Israel ke Palestina. Iran secara aktif mendukung kelompok Hamas yang melancarkan serangan besar-besaran ke Israel pada Sabtu (7/10/2023). Serangan itu diklaim Israel menewaskan seribuan warganya serta ratusan tentara Israel.

Israel kemudian membalas serangan itu dengan brutal. Mereka melakukan bombardir tanpa pandang bulu ke Gaza, meluluhlantakkan kota yang sudah sekian lama diblokade Israel tersebut. Seribu lebih warga Gaza gugur akibat pemboman itu termasuk 260 anak-anak.

Berbeda dengan Iran yang dekat dengan Hamas, sebelum serangan kemarin Saudi digadang-gadang tengah dalam pembicaraan normalisasi hubungan dengan Israel yang dimakelari Amerika Serikat. Normalisasi tersebut dinilai terancam menyusul tindakan brutal terhadap warga Palestina belakangan.

Teheran dan Riyadh telah lama menjadi rival regional, namun telah memulihkan hubungan diplomatik tahun ini melalui langkah mengejutkan yang ditengahi oleh Cina. Kedua negara baru-baru ini juga saling membuka kedutaan besar. Perdamaian Teheran dan Riyadh belakangan juga membuka kemungkinan penghentian perang di Yaman dan Suriah. Namun eskalasi konflik di Palestina mengancam terganggunya tren menuju stabilitas Timur Tengah tersebut.

Dewan Menteri Saudi, yang dipimpin oleh Raja Salman, menggelar sidang di Riyadh pada Selasa (10/10/2023). Sidang tersebut membahas keterlibatan diplomatik baru-baru ini yang berfokus pada penguatan hubungan dengan negara-negara tetangga.

Selama sesi, Dewan memeriksa diskusi yang diadakan oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan para pemimpin internasional. Dialog ini bertujuan untuk memperkuat hubungan di berbagai sektor antara Arab Saudi dan negara-negara ini.

Dewan meninjau percakapan telepon antara putra mahkota dan tokoh-tokoh kunci, termasuk Presiden Palestina, Yordania, dan Mesir. Percakapan tersebut menggarisbawahi komitmen Kerajaan untuk terlibat dengan pemangku kepentingan internasional dan regional untuk mengurangi ketegangan di Gaza, mencegah kerusuhan regional lebih lanjut, dan memberikan dukungan abadi kepada rakyat Palestina dalam pencarian mereka untuk hak-hak yang sah dan perdamaian yang berkelanjutan.

Sedangkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah menyerang Israel lewat media sosial. “Kepala rezim Zionis dan para pendukung mereka harus tahu bahwa pembantaian serta pembunuhan massal rakyat Gaza akan menyebabkan bencana yang lebih besar menimpa mereka,” tulis Khamenei lewat akun X-nya dengan nama profil @khamenei_ir, Selasa (10/10/2023).

Khamenei juga melayangkan pujian atas keberhasilan serangan kejutan Hamas ke Israel. “Kami mencium tangan mereka yang merencanakan serangan terhadap rezim Zionis,” kata Khamenei dalam pidato perdananya sejak serangan Hamas ke Israel.

Dalam pidato yang disiarkan televisi tersebut, Khamenei tampak mengenakan syal Palestina. “Gempa bumi yang merusak ini (serangan Hamas) telah menghancurkan beberapa bangunan penting (di Israel) yang tidak dapat diperbaiki dengan mudah. Tindakan rezim Zionis sendiri yang harus disalahkan atas bencana ini,” ujar Khamenei.

Dia berpendapat, serangan balasan Israel terhadap Jalur Gaza akan memantik gelombang kemarahan yang jauh lebih besar. “Rezim pendudukan berusaha menampilkan dirinya sebagai korban untuk meningkatkan kejahatannya lebih lanjut. Ini adalah perhitungan yang salah. Ini akan mengakibatkan bencana yang lebih besar,” ucap Khamenei.

Terlepas pembelaan itu, Iran menyangkal terlibat dalam perencanaan penyerangan oleh Hamas. Pihak Amerika Serikat juga sejauh ini belum menemukan indikasi peran Iran dalam Operasi Badai Al-Aqsa.

Seruan Al-Azhar

Seruan dari Iran dan Saudi, terutama yang dikeluarkan bersama tergolong penting karena keduanya adalah pemain penting dalam penggolongan dalam Islam. Iran adalah negara yang dijalankan seturut prinsip Syiah, sedangkan Saudi menganut puritanisme Islam Sunni. Pusat lainnya, Universitas Al-Azhar juga telah mengeluarkan sikap tegas.

“Mendukung warga sipil Palestina yang tidak bersalah melalui jalur resmi adalah kewajiban agama, hukum, moral, dan kemanusiaan, dan sejarah tidak akan membiarkan mereka yang mengabaikannya,” demikian bunyi pernyataan Al-Azhar dilansir media Mesir, Arham.

Al-Azhar mencatat semua kejahatan perang yang dilakukan Israel, seperti penargetan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta pemboman rumah sakit, pasar, ambulans, masjid, dan sekolah.

Al-Azhar menggambarkan kejahatan ini melambangkan rasa malu dan aib bagi Zionis dan pendukung mereka. Pernyataan tersebut meminta negara-negara Arab dan Islam untuk mengakui tugas dan tanggung jawab agama dan sejarah mereka dan segera memberikan bantuan kemanusiaan.

Al-Azhar juga menekankan bahwa negara-negara tersebut harus memastikan bantuan sampai ke masyarakat Palestina di Gaza. Selain itu, mereka juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk bersatu dan berdiri teguh melawan dukungan tidak manusiawi Barat terhadap Zionis yang melanggar hak-hak warga sipil Palestina, dan menekankan bahwa penyelidikan internasional terhadap kejahatan perang Israel harus dilakukan.

Al-Azhar juga mengatakan pihaknya menghormati ketangguhan dan tekad rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka, apapun biaya dan pengorbanannya.

“Tanah ini adalah ibu pertiwi, kehormatan, dan martabat. Pesan Al-Azhar kepada mereka yang berpegang teguh pada tanahnya adalah lebih baik mati sebagai ksatria dan pahlawan di tanahmu daripada membiarkannya menjadi mangsa para perampas kekuasaan.”

 

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …

Pelatihan Guru di Serang 1

Era Digitalisasi, Perlu Strategi Baru Bentengi Generasi Muda dari Intoleransi dan Radikalisme

Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei harus bisa …