yocheved lifshitz 85 berbicara kepada wartawan di rumah sakit di tel aviv israel usai dibebaskan oleh hamas 169

Sempat Disandera Lalu Dibebaskan, Wanita Israel Beberkan Perlakuan Hamas Selama Ditahanan

Tel Aviv – Milisi Hamas membebaskan dua orang lansia warga Israel setelah menahanya selama dua pekandi Jalur Gaza, kedua lansia tersebut dalam kondisi sehat meski agak tertekan karena dalam kondisi perang, salah satu dari kedua lansia tersebut menuturkan perlakuan Hamas selama dia disandera, nenek berusia 85 tahun tersebut mengatakan sempat diperlakukan kurang baik namun sesampai di camp tahanan dia mendapatkan perlakuan yang baik dan lembut.

Seperti dilansir Al Arabiya, Reuters dan detik.com, Selasa (24/10/2023), Yocheved Lifshitz (85) merupakan salah satu dari dua wanita Israel — satu lagi bernama Nurit Cooper (79) — yang dibebaskan oleh Hamas pada Senin (23/10) malam waktu setempat.

Dengan pembebasan keduanya, diperkirakan masih ada sekitar 220 orang yang masih disandera oleh Hamas sejauh ini. Para sandera yang kebanyakan warga Israel itu dibawa ke Jalur Gaza dan disekap setelah Hamas melancarkan serangan mematikan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.

“Saya telah melewati masa-masa sulit, kami tidak berpikir atau mengira bahwa kami akan mengalami situasi ini,” tuturnya saat berbicara kepada awak media di sebuah rumah sakit di Tel Aviv, tempatnya dirawat setelah dibebaskan Hamas.

Terlihat lemah, Lifshitz mengatakan dirinya dibawa dengan sepeda motor dari kibbutz — area pemukiman di Israel — yang menjadi tempat tinggalnya ke wilayah Jalur Gaza.

“Ketika saya berada di atas sepeda motor, kepala saya berada di satu sisi dan seluruh tubuh saya di sisi yang lain,” ucapnya.

“Orang-orang itu memukuli saya dalam perjalanan, mereka tidak mematahkan tulang rusuk saya tapi itu sangat menyakiti saya, dan saya kesulitan bernapas,” ujar Lifshitz sembari duduk di kursi roda.

Begitu tiba di Jalur Gaza, Lifshitz menuturkan bahwa para penculiknya membawa dirinya ke dalam terowongan yang menurutnya mirip dengan ‘jaring laba-laba’. Lokasi mereka disandera, sebut Lifshitz, sempat digempur beberapa kali.

Dia kemudian mengatakan bahwa Hamas memperlakukan dirinya dengan lembut dan memenuhi kebutuhannya selama disandera.

“Mereka memperlakukan kami dengan baik,” tuturnya.

Lifshitz juga menuturkan bahwa seorang dokter mengunjungi dirinya dan sandera lainnya setiap dua hingga tiga hari. Dia menyebut dokter itu juga memastikan dirinya dan para sandera lainnya menerima obat-obatan yang sama dengan yang mereka konsumsi di Israel.

Ditambahkan oleh Lifshitz bahwa dia menilai militer Israel tidak menganggap ancaman Hamas dengan cukup serius. Dia menyebut pagar keamanan yang mahal dan dimaksudkan untuk mencegah masuknya militer ke wilayah Israel ‘tidak membantu sama sekali’.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …