Kartun Erdogan
Kartun Erdogan

Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Terbitkan Kartun Cabul Presiden Erdogan

Paris – Majalah satire Charlie Hebdo kembali membuat geger. Setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW, edisi terbaru Charlie Hebdo menerbitkan kartun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergambar cabul.

Charlie Hebdo kali pertama menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad, yang memicu serangan dan pembantaian di kantor redaksinya pada 2015. Kartun itu diterbitkan kembali pada awal September.

Kartun nabi itu pula yang dipertontonkan guru kepada para muridnya dalam diskusi kebebasan berekspresi di kelas sebuah sekolah di pinggiran Paris. Guru bernama Samuel Paty tersebut akhirnya dibunuh dengan cara dipenggal pada 16 Oktober lalu oleh remaja Chechnya yang mengungsi di Prancis.

Presiden Erdogan bereaksi keras terhadap penerbitan kartun Nabi Muhammad tersebut. Ia bahkan menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron harus memeriksaan jiwanya karena mendukung penerbitan kartun tersebut.

Pernyataan Erdogan itulah yang membuat Charlie Hebdo menerbitkan kartun cabulnya. Kartun cabul itu diterbitkan pada edisi Rabu (28/10/2020). dan dirilis online pada Selasa (27/10/2020).

Kartun tersebut menunjukkan Erdogan dengan kaus dan celana dalam, minum sekaleng bir dan mengangkat rok seorang wanita yang mengenakan jilbab untuk memperlihatkan pantat telanjangnya.

“Ooh, nabi!” bunyi karakter kartun tersebut dalam balon ucapan, sedangkan judulnya berbunyi; “Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu”.

Intervensi Charlie Hebdo terjadi selama perang kata-kata yang meningkat antara Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin Eropa lainnya setelah pemenggalan guru sejarah Samuel Paty.

Macron bersumpah bahwa Prancis akan tetap berpegang pada tradisi dan hukum sekulernya yang menjamin kebebasan berbicara yang memungkinkan publikasi seperti Charlie Hebdo yang sangat anti-agama untuk memproduksi kartun Nabi Muhammad.

Pembelaan Macron terhadap Charlie Hebdo, dan komentarnya baru-baru ini bahwa Islam di seluruh dunia sedang “dalam krisis”, telah mendorong Erdogan untuk mendesak Turki dan negara-negara Timur Tengah memboikot produk Prancis di tengah gelombang protes anti-Prancis di negara-negara mayoritas Muslim.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

008879900 1755066058 830 556 1

Kiai Ma’ruf Amin: Pesantren Jadi Pusat Gerakan Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat

JAKARTA — Pondok Pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan yang fokus pada keagamaan namun juga lembaga …

prof asrorun niam sholeh 1756616995852 169

Munas MUI 2025 Akan Bahas Fatwa Perpajakan untuk Cari Keadilan Sesuai Syariat

Jakarta – Pajak yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat diperuntukkan untuk pembangunan berbagai fasilitas dan …