Jakarta – Ustadz Abdul Somad atau UAS turut mengomentari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggapnya sudah melecehkan umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. Menurutnya orang yang menistakan dan menggambar Rasulullah SAW adalah orang dungu.
“Kata Syaikh Ali Jumah, ‘Orang yang menggambar dan menistakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang dungu, anaknya orang dungu dan orang tuanya telah gagal mendidiknya’,” kata UAS, dikutip dari laman okezone, Kamis (28/10/2020).
Pada kesempatan itu, UAS juga mengunggah tulisan dari Journal Al-Azhar dalam merespons isu tentang penghinaan Islam ini. Melalui akun Instagram, ulama lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir ini menuliskan keterangan foto dengan judul “Al Azhar Tegas Tolak Negoisasi Prancis.”
UAS menuliskan, Dubes Perancis memohon kepada Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Thayib agar membantunya untuk menghentikan gelombang boikot produk-produk Prancis. Namun permintaan beliau tersebut ditolak.
Syaikh Ahmad Thayib mengatakan, “Kami tidak menerima negoisasi terkait kasus penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Macron harus segera meminta maaf.”
Seperti diketahui Presiden Prancis Emmanuel Macron panen kecaman setelah menyerang Islam terkait pidatonya saat pemakaman guru sejarah di Prancis. Guru tersebut meninggal dibunuh remaja 18 tahun.
Saat itu Macron menekankan Prancis tak akan menyerah soal kartun, mengindikasikan negara itu tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad, langkah yang memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.
Macron juga menyebut Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
Sejumlah negara muslim mengecam politikus LREM tersebut. Beberapa negara Arab, seperti Qatar, Kuwait, Yordania, mendesak warganya memboikot produk Prancis. Bahkan, warga Arab Saudi turut meramaikan media sosial (medsos) untuk tidak membeli produk Prancis. Begitu pula Turki yang mengecam keras dan menyerukan pula boikot.
Sikap tegas juga ditunjukkan Indonesia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta Olivier Chambard.