orang bodoh
orang bodoh

Tidak Semua Pertanyaan Orang Bodoh Direspon, Inilah Kriterianya Menurut Imam Ghazali

Sulit membedakan antara orang yang memang tidak tahu dan ingin tahu dengan orang bodoh yang bebal yang hanya bertanya dan meminta jawaban tetapi tetap dengan kebodohannya. Selalu merasa benar dan menuntut untuk selalu didengar adalah ciri orang yang bodoh. Kebodohan merupakan salah satu perkara yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya. Alasannya, karena segala sumber kejelekan keburukan dunia dan akhirat yaitu kebahilan dan kebodohan.

Ketika merasa tidak tahu memang diperintahkan untuk bertanya. Allah memerintahkan kepada kita agar selalu bertanya kepada para ahli ilmu. “Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui”. (QS : Al-Anbiya : 7). Jika tidak tahu dan merasa selalu benar itulah kebodohan yang sebenarnya.

Imam al-Ghazali memberikan perhatian khusus dalam bab kebodohan ini. Beliau mengatakan bahwa ada empat macam jenis kebodohan. Satu di antara empat kebodohan ini masih bisa diobati, namun tidak untuk tiga lainnya. Tiga kebodohan yang tidak bisa diobati tersebut di antaranya:

Pertama, orang bodoh yang bertanya karena dengki dan benci.

Jika kita mampu menjawab pertanyaan type orang seperti ini dengan fasih dan jelas, namun bukan justru membuatnya mengerti, namun justru akan semakin menambah kebencian dan kedengkian yang ada di hatinya. Cara terbaik dalam menghadapi orang model seperti ini sebaiknya kita berpaling darinya dan tidak usah merepotkan diri kita untuk menjawab pertanyaannya. Karena menjawab pertanyaannya merupakan hal yang sia-sia.

Kedua, orang yang dungu.

Imam al-Ghazali mencontohkan penyakit dungu tersebut. Misalnya, seorang laki-laki yang baru belajar ilmu akal atau ilmu syariat lalu bertanya kepada orang alim yang telah menghabiskan umurnya dalam waktu lama mempelajari ilmu-ilmu akal dan syariat. Namun orang dungu tersebut tetap tidak mengetahui permasalahan apa yang musykil baginya juga musykil bagi orang alim tersebut.

Karena pada dasarnya orang dungu tersebut sama sekali tidak mengetahui akar masalah dari permasalahan yang dihadapi. Orang seperti ini merupakan orang yang tidak mengerti dan mengetahui tingkatannya karena kedunguannya. Jadi untuk menjawab pertanyaan orang dungu seperti ini juga merupakan sesuatu hal yang sia-sia.

Ketiga, orang bodoh yang sombong.

Orang bodoh yang meminta petunjuk kepada orang alim, namun dalam setiap jawaban atau ucapan dari orang alim tersebut tak mampu untuk dipahaminya. Namun karena kesombongannya, ia tak mampu menginstropeksi diri dengan merasa tak mampu, tapi dia malah merasa jawaban tersebut karena sempitnya pemahaman si orang alim tersebut.

Ataupun jika ia bertanya untuk memberikan faedah kepada dirinya, namun karena dirinya merupakan orang bodoh, maka iapun tak mampu memahami hakikat dari sebuah masalah. jika terdapat orang yang seperti ini, maka kita sebaiknya tak perlu merepotkan diri untuk menjawab pertanyaan orang seperti ini. Jikapun tetap ingin menjawab, maka jawablah dengan kemampuan akal mereka, atau menggunakan bahasa atau perumpamaan yang mudah mereka pahami.

Rasulullahpun bersabda,  “Kami golongan para nabi, diperintahkan berbicara kepada manusia dengan sesuai kemampuan akal mereka.”  Inilah mengapa Rasuulullah menjawab pertanyaan yang diajukan para sahabatnya dengan cara berbeda-beda, meskipun pertanyaannya sama,namun hakikat yang disampaikan sama.

Keempat, orang bodoh yang mencari petunjuk serta memiliki akal yang mampu untuk memahami serta hatinya tidak terkalahkan oleh sifat dengki, marah, dan hawa nafsu.

Inilah satu-satunya penyakit bodoh yang bisa diobati menurut Imam al-Ghazali. Orang bodoh namun memiliki kebesaran hati dan pemikiran yang cukup luas untuk memahami suatu masalah. Maka boleh bagi kita untuk menjawab orang-orang seperti ini, bahkan kita dihukumi wajib untuk menjawab pertanyaannya.

Karena itulah, janganlah selalu merasa benar dan mengetahui segala hal. Jangan selalu menuntut untuk dipenuhi segala permintaan dengan lagak yang sombong. Merendahhatilah ketika merasa tidak tahu dan berharap jawaban dari para ahli ilmu.

 

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …