Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru saja berulang tahun ke-45. MUI berdiri pada 17 Rajab 1395 Hijriah atau 26 Juli 1975 Masehi di Jakarta. Di momentum HUT-45 MUI ini, Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan kalimat tasyakur dalam acara Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-45 yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (7/8/2020) malam.
Dia menekankan kepada umat Islam untuk selalu menjaga dan mencintai MUI. Tausiyah itu disampaikan UAS saat Kuliah Dhuha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta. Ia menjelaskan, MUI merupakan tempat berkumpulnya para tokoh besar dari beragai macam ormas Islam, seperti NU, Muhammadiyah, Alwashliyah, Mathlaul Anwar, Wahdah Islamiyah, dan lain-lain. Menurut dia, MUI sangat penting sebagai payung besar umat Islam.
“Begitu penting MUI sebagai payung besar, tempat berkumpulnya umat Islam dengan berbagai macam warnanya, mazhab fiqihnya, aliran pemikirannya. Walaupun berbeda tetapi kita ada payung tempat kita bernaung,” ujar UAS, Jumat (7/8) malam.
Sebagai payung besar umat Islam, MUI sendiir pernah membantu UAS ketika ceramahnya tentang salib dipersoalkan sebagian masyarakat. “Saya dalam menjalani perjalanan dakwah ini pernah dipukul ombak, maka saat itu MUI hadir mengklasirifikasi, hadir menolong, membantu,” ucapnya.
Bantuan MUI kala itu sangat berkesan dalam hidup UAS. Karena itu, UAS akan menceritakannya kepada anak cucunya kelak tentang peran besar MUI dalam melindungi umat Islam.
“Saya akan ceritakan ke anak cucu saya bagaimana pernah MUI. Oleh sebab itu, mari kita jaga MUI, mari kita sayangi MUI. Mari kita jadikan MUI sebagai rumah tempat kita bernaung, berhimpun,” katanya dikutip dari laman Republika.co.id.
UAS mengatakan bahwa dirinya sudah biasa dibully dan dicaci maki dalam menjalankan dakwah Islam. Sebagai manusia biasa, UAS pun merasakan emosi dan marah. Namun kemarahannya tidak sebesar ketika ada orang yang menyerukan untuk membubarkan institusi MUI.
Menurut UAS, sekarang orang yang ingin membubarkan MUI terzebut telah ditangkap karena kasus narkoba. Menurut dia, begitu cepat hukuman Allah SWT terhadap orang tersebut. Akhirnya, UAS pun memahami bahwa ketika ada orang yang menghina agama harus dilawan.
“Marah karena diri dihina tidak dilakukan nabi, nabi memaaafkan. Tapi kalau agama dihina, institusi kita dihina, wajib kita marah, wajib kita mengamuk, wajib kita berjihad. Jihad itu ada levelnya macam-macam,” jelasnya.
Oleh sebab itu, tambah dia, sangat penting untuk membela MUI sebagai simbol persatuan umat Islam. Di Milad MUI ke-45 ini, UAS pun berharap para tokoh dan ulama di MUI bisa tetap eksis untuk membentengi perjuangan umat Islam.
“Selamat Milad MUI, seluruh pegurus selalu diberkahi Allah. Ini salah satu benteng perjuangan kita,” tutur UAS.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah