040705000 1762752567 830 556

3 Ulama Terkemuka Dianugerahi Gelar Pahlawan, Apa Maknanya?

JAKARTA – Tiga Ulama Nusantara dianugerahi gelar pahlawan Indonesia oleh pemerintah di Istana Negara, Jakarta pada Senin (10/11/2025). Pemberian gelar tersebut bukan saja bentuk penghargaan namun juga pengakuan atas kiprah ketiga ulama tersebut dalam perjuangan.

Dilansir dari laman republika.co.id Di antara yang mendapat gelar pahlawan nasional adalah Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan, Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Sumatera Barat dan Almarhum KH Abdurrahman Wahid yang dikenal sebagai Gusdur.

Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dan Gusdur adalah ulama yang banyak berjasa bagi bangsa dan negara. Menanggapi dianugerahkannya gelar pahlawan kepada tiga ulama tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan bahwa merasa bangga sebagai santri ketika ulama mendapat penghargaan sebagai gelar pahlawan.

“Ya tentunya merasa bangga sebagai santri ketika peletak paham keagamaan yang wasathi mendapat pengharhargaan sebagai pahlawan nasional,” kata Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Senin (10/11/2025)

Menurutnya, Syaikhona Kholil itu sebenarnya guru dari para pahlawan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu Kiai As’ad Syamsul Arifin dan Kiai Hasyim Asy’ari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Kiai Cholil mengungkapkan apa yang dilakukan Presiden suatu penghargaan negara kepada ulama yang dapat memotivasi aktivis keagamaan agar selalu memadukan antara pejuang keagamaan dan kebangsaan.

“Sebab satu kesatuan antara memperjuangkan Islam dan membela Tanah Air,” ujar Kiai Cholil.

Di lokasi terpisah, Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon menyampaikan sepuluh tokoh yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025 merupakan hasil usulan dari masyarakat yang diajukan sejak tingkat daerah.

“Nama-nama ini sebagaimana sudah diketahui adalah nama-nama yang merupakan usulan dari bawah, usulan dari masyarakat yang telah diterima sejak di kabupaten/kota, dan kemudian ada tim peneliti dan tim pengkaji gelar di tingkat daerah,” ujar Fadli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Usulan tersebut, menurut Fadli, bermula dari kabupaten dan kota, kemudian dikaji oleh tim peneliti dan pengkaji gelar tingkat daerah yang terdiri atas akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh budaya. Hasil kajian tersebut selanjutnya diserahkan ke tingkat provinsi dan kemudian diteruskan kepada tim pusat di bawah Kementerian Sosial.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

gus yahya sungkem ke sinta wahid usai gus dur jadi pahlawan nasional 1762748876545 169

Dianugerahi Pahlawan Nasional, Gus Dur dan Warisan Toleransi untuk Bangsa

Jakarta — Menjelang peringatan Hari Pahlawan, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh …

Masjid SMAN 72 Jakarta copy

Ditemukan 7 Peledak di SMAN 72, Seruan Damai Bergema: Kekerasan Bukan Jalan Kebenaran

Jakarta — Di tengah kepanikan pascaledakan di SMAN 72 Jakarta, ada pesan yang mulai menggema …