haid
haid

Bolehkah Puasa Ramadan Saat Haid? Ini Petunjuk dari Sayyidah Aisyah

Marak di media sosial beredar tulisan perempuan haid boleh berpuasa. Memang hukum tentang tidak bolehnya perempuan haid berpuasa adalah wilayah ijtihadi, namun ijma’ ulama telah menetapkan perempuan haid haram berpuasa. Tentu, para ulama salaf telah melakukan riset mendalam ketika melakukan instinbat hukum ini sehingga terjadilah ijma’ (konsensus) tersebut.

Pembacaan baru yang bertentangan dengan pembacaan para ulama yang telah mapan tentang hukum perempuan haid berpuasa ini latar belakangnya karena baik al Qur’an maupun hadis tidak ada yang secara tekstual (sharih) mengharamkan perempuan haid untuk puasa Ramadhan.

Pembacaan baru tentang hukum perempuan haid boleh berpuasa salah satunya berangkat dari hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Nabi bersabda, “Tidakkah perempuan yang sedang haid itu tidak shalat dan tidak puasa?”

Minimal ada dua tafsir tentang hadis ini. Pertama, Nabi melarang perempuan yang sedang haid untuk shalat dan puasa. Kedua, Nabi tidak hendak melarang perempuan haid berpuasa, akan tetapi hendak mengungkapkan realita bahwa perempuan-perempuan saat itu, termasuk istri beliau sendiri, tidak berpuasa dan shalat saat mereka mengalami haid.

Tetapi kenapa para ulama salaf sepakat (ijma’) tentang haramnya perempuan haid shalat dan puasa?

Menurut penulis, para ulama salaf mengharamkan perempuan haid shalat dan puasa adalah hasil pembacaan mendalam mereka terhadap petunjuk para sahabat yang diperoleh dari Nabi. Jadi, informasi hadis di atas bukan realita yang kebetulan, tapi memang ada larangan dari Nabi.

Perempuan haid dilarang berpuasa adalah sunnatullah yang harus diterima oleh perempuan. Lagi pula masih ada kewajiban qadha’ puasa yang tentu saja nilainya juga sama dengan beepuasa di bulan Ramadhan. Sebab tidak puasa di bulan Ramadhan bukan disengaja, tapi karena faktor alamiah.

Lebih tegas larangan berpuasa untuk perempuan haid dikatakan oleh Aisyah dalam sebuah hadis riwayat Muslim, “Kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa, tetapi tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat”.

Dengan demikian, ketetapan larangan puasa bagi wanita haid sejatinya adalah perintah dari Allah. Artinya, perempuan haid tidak puasa karena mengerjakan perintah, bukan membangkang.

“Dan janganlah kamu iri hati terhdap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan. Dan, mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (al Nisa: 32).

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …