Anti Islamofobia
Anti Islamofobia

Gerakan Anti Islamofobia Genderang Perang Lawan Stigma Negatif Sekaligus Penguatan Dasar Keimanan

Bandung – Gerakan anti Islamofobia merupakan genderang perang umat Muslim untuk melawan segala stigma dan label negatif yang dibentuk negara-negara Barat. Anti Islamofobia juga sekaligus sebagai penguatan dasar keimanan setiap Muslim.

“Keberadaan gerakan islamofobia merupakan pertarungan keimanan kita, keimanan kita sedang diuji oleh Allah dan yang diuji adalah keimanan mendasar. Bahwa seorang mukmin harus menanamkan kecintaan pada Allah SWT melebihi kecintaan pada dunia,” ujar Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali saat menjadi keynote speaker di Forum Group Discussion Anti Islamofobia di Masjid Al-Fajr, Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (16/7/2022).

Ia mengajak umat Muslim untuk tidak tinggal diam jika ada pihak yang melecehkan islam dan mendukung keputusan PBB untuk menjadikan 15 Maret sebagai hari internasional Anti Islamofobia.

“Kita juga menuntut agar pemerintah membentuk UUD pencegahan Islamofobia,” tukasnya.

Ia mengungkapkan, bahwa kebencian pada Islam sejatinya telah ada sejak Islam dikenalkan oleh Rasulullah. Saat itu, kebencian berakar dari rasa khawatir dan takut para kaum Yahudi, yang menganggap Islam akan menyedot seluruh umat mereka.

“Sejak awal, para rasul dan nabi membawa prinsip yang sama, yaitu sebagai utusan Tuhan untuk menyebarkan agama Islam tanpa ada paksaan, dan sejak itu pula timbul kebencian dan kekhawatiran terhadap islam,” katanya dikutip dari laman Republika.co.id.

Ia mengungkapkan, Rasululllah sendiri telah mengalami beragam ujaran kebencian hingga serangan dari kelompok pembenci Islam, mulai dari fitnah, cacian, pengusiran, bahkan percobaan pembunuhan. Padahal perlu diingat bahwa saat menyebarkan ajaran Islam, Rasulullah tidak pernah memaksa atau menjelek-jelekkan agama atau kepercayaan terdahului.

Menurutnya, sejak Islam hadir, tak sedikit kelompok yang bersatu untuk melawan Islam, termasuk yang terjadi saat ini. Peristiwa 11 September 2001, kata dia, merupakan salah satu pemantik semakin berkobarnya kebencian dunia pada Islam, yang pada akhirnya melabelkan umat Muslim sebagai ‘teroris’.

“Maka benar jika mereka (blok Barat) butuh Islam sebagai musuh baru setelah runtuhnya Uni Soviet. Karena Islamofobia mayoritas hadir di negara negara Barat. Dan ini bukan hanya dilakukan orang-orang beratribut kafir tapi juga mereka yang menyamar sebagai Muslim,” ujar Athian.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …