Jakarta – Sebuah mushala di Minahasa Utara, tepatnya di mushala di Perum Agape Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dirusak massa, Rabu (29/1/2020). Video perusakan mushala itu viral di media sosial sehingga membuat masyarakat resah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Minahasa Utara Ustaz Baidlowi Ibnu Hajar mengimbau kepada umat Islam untuk bisa menahan diri dan menyerahkan proses hukum ke kepolisian. Mengenai provokator kerusuhan, pihak kepolisian menyampaikan sudah ada empat orang yang diamankan.
“Nanti yang terekam di video akan dicari dan dikembangkan, ini nanti penyidik yang akan mengembangkannya, kita serahkan saja ke kepolisian, kita jangan bertindak sendiri-sendiri,” ujar Ustaz Baidlowi dikutip dari laman republika.co.id, Senin (3/2/2020).
Karena itu, ia mengajak, tokoh agama-agama bersama-sama menyampaikan ke jamaahnya untuk menahan diri dan mempercayakan proses hukum ke kepolisian. “Kalau mereka (perusak mushala) melanggar hukum, tangkap dan proses. Karena ini sudah meresahkan. Ingat Minahasa Utara, Sulawesi Utara adalah laboratorium kerukunan antar-umat beragama, jangan ternodai oleh sikap provokatif,” jelasnya.
Terkait izin mushala, MUI Minahasa Utara bersama Kapolsek, Kapolres, Kapolda, Kodim, Bupati dan yang lainnya sudah melakukan rapat. Diputuskan umat Islam mengurus persyaratan izin pembangunan rumah ibadah dan diproses oleh pemerintah.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak terjadi konflik horizontal di Minahasa Utara, yang justru merugikan semua pihak. Ia mengatakan konflik horizontal di Minahasa Utara hanya akan membuat yang menang menjadi arang dan yang kalah menjadi abu.
Apalagi, ia mengatakan, MUI Minahasa Utara dan ormas-ormas agama lain memiliki hubungan yang baik. Ia mengatakan semua pihak membangun komunikasi dan saling menghargai sesama anak bangsa. Karena itu, ia yakin masalah tersebut bisa diselesaikan jika mencintai NKRI.
Di sisi lain, ia tetap semua pihak harus mewaspadai provokator. “Hubungan (antar umat beragama) sangat bagus, kita saling komunikasi, kalau ada gejolak kita saling komunikasi makanya ada peristiwa (perusakan mushala) tadi malam itu kita juga merasa kecolongan,” pungkasnya.