Tingkat perundungan atau bullying di Indonesia semakin intens kita dengar. Beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap isu perundungan telah meningkat secara global dan banyak berita mengupas kasus-kasus perundungan.
Pada tanggal 7 Agustus 2023, siswi di Gresik mengalami buta permanen pada mata kanannya akibat ditusuk oleh kakak kelasnya. Pada tanggal Pada 2 Februari 2024, siswa di serpong mendapat perlakuan kekerasan dengan cara dipukul, disundut dengan rokok, disundut pakai korek api yang sudah dipanaskan ujungnya, dicekik, kemudian korban diikat ke sebuah tiang.
Apa yang sedang terjadi? Lalu salah siapakah semua ini?
Islam melarang umatnya melakukan perundungan atau pembullyan, terdapat larangan melakukan perundungan kepada seorang di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan pada surah Al-Hujurat ayat 11, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi mereka yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Lalu maka jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan perempuan lainnya, bisa saja yang direndahkan tersebut lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu dan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Dijelaskan dalam ayat tersebut diturunkan karena teguran oleh Bani Tamim yang melakukan perundungan kepada sahabat Rasulullah yang miskin. Pelajaran ini sebagai teguran bagi umat Islam kita agar tidak melakukan perlakuan bully atau perundungan kepada seseorang yang kita anggap lebih lemah daripada kita. Sebab hal tersebut merupakan akhlak yang tercela dilakukan seorang muslim.
Bagaimana persoalan perundungan di sekolah? Untuk mencegah anak menjadi korban perundungan, perlu diambil tindakan pencegahan yang melibatkan berbagai aspek kehidupan anak, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Anak yang memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik cenderung memiliki peluang yang lebih tinggi untuk menghindari menjadi korban perundungan atau bullying.
Kemampuan sosialisasi yang baik mencakup keterampilan komunikasi, empati, serta kemampuan membentuk hubungan positif dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar. Dengan memiliki kemampuan ini, anak dapat membangun ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitarnya, menciptakan lingkungan yang mendukung dan melindungi dari potensi perilaku perundungan.
Anak yang mampu bersosialisasi dengan baik umumnya akan dapat membangun keterampilan komunikasi. Anak-anak yang terampil dalam berkomunikasi mampu menyampaikan pendapat, keinginan, dan perasaan mereka dengan jelas. Ini dapat mencegah terjadinya ketidakpahaman atau konflik yang mungkin memicu perilaku perundungan.
Dengan jiwa sosialisasi yang tinggi, seorang anak akan memiliki kemampuan untuk memahami dan menghormati perbedaan antar individu membantu anak untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Ini dapat mengurangi kemungkinan menjadi sasaran perundungan karena anak akan lebih terbuka terhadap keberagaman dan menghargai keunikan setiap orang.
Dengan jiwa sosialisasi, seorang anak akan terbentuk empatik dapat merasakan dan memahami perasaan orang lain. Hal ini dapat menciptakan rasa saling pengertian dan dukungan di antara teman-teman sebaya, sehingga mengurangi peluang terjadinya perundungan.
Seorang anak yang memiliki kemampuan sosialisasi baik cenderung membentuk pertemanan yang positif. Dengan memiliki lingkungan sosial yang mendukung, anak dapat merasa lebih aman dan terlindungi dari perilaku perundungan.
Jiwa sosial yang melekat pada seseorang akan mampu menanggapi konflik dengan cara yang konstruktif membantu anak untuk menghindari situasi yang dapat berkembang menjadi perundungan. Mereka dapat menyelesaikan ketidaksepakatan dengan cara yang lebih positif dan membina hubungan yang sehat.
Penting untuk mencatat bahwa tidak selalu anak yang mampu bersosialisasi baik akan sepenuhnya terhindar dari risiko perundungan. Namun, memiliki kemampuan sosialisasi yang baik dapat menjadi benteng pertahanan yang signifikan dan membantu anak untuk merespon situasi sulit dengan lebih bijaksana.
Oleh karena itu, mendukung anak-anak dalam pengembangan keterampilan sosialisasi dapat berperan penting dalam mencegah terjadinya perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi mereka.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah