Jakarta – Anggota Dewan Hakim Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) 2025, Abdul Moqsith, mengingatkan bahwa tugas seorang ulama bukan hanya menyampaikan dakwah, tetapi juga menampilkan keteladanan hidup yang memancarkan akhlak mulia. Menurutnya, bangsa Indonesia kini menghadapi krisis keteladanan, bukan kekurangan penceramah.
“Kita sudah berlimpah Mau’izoh Hasanah (penceramah), tetapi sangat sedikit yang menjadi Uswah Hasanah (teladan). Padahal, keteladanan jauh lebih menyentuh hati umat daripada seribu kata nasihat,” ujar Moqsith dalam Dialog Media MQKI bertema “Dari Tradisi Indonesia untuk Dunia”, Jumat (3/10/2025).
Ia menegaskan, seorang ulama harus hadir di tengah masyarakat bukan hanya dengan ceramah yang fasih, tetapi dengan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah.
“Publik hari ini haus akan contoh nyata, bukan sekadar ucapan indah. Umat membutuhkan figur yang memperlihatkan keindahan agama lewat amal dan integritasnya,” ucapnya.
Moqsith menilai, umat Islam di Indonesia memiliki semangat besar untuk menyerukan kebaikan, namun masih kurang dalam meneladankannya. “Kita paling pandai menyuruh berbuat baik, tetapi sedikit yang istiqamah melakukannya,” katanya dengan nada reflektif.
Ia pun menegaskan bahwa menjadi ulama membutuhkan kesungguhan untuk belajar dan berkhidmat. Seorang ulama, kata dia, harus menguasai ilmu turats (warisan keilmuan Islam klasik), memahami realitas zaman, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang menebar rahmat.
“Ulama harus menjadi mata air kedamaian dan jembatan yang menautkan umat. Maka, selain ilmu, mereka juga harus dibekali kemampuan sosial, komunikasi, dan kepemimpinan,” ujarnya.
Moqsith menutup pesannya dengan ajakan penuh makna kepada para santri agar siap memikul amanah menjadi penerus ulama. “Santri bukan hanya belajar untuk pintar, tapi untuk menjadi uswah hasanah bagi umat. Sudah saatnya kita melahirkan ulama yang bukan hanya alim dalam ilmu, tapi juga luhur dalam akhlak,” tegasnya.
Dialog media MQKI turut dihadiri Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama Thobib Al-Ahsyar, Direktur Pesantren Basnang Said, serta para jurnalis dari berbagai media nasional dan daerah.