Jakarta – Di bawah langit pagi Jakarta yang teduh, suara takbir dan doa menggema di lapangan Simpang Monas. Di tengah barisan pasukan berseragam dan para pemuda lintas agama yang berdiri khidmat, Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Jimmy Ramoz Manalu menyerukan pesan kebangsaan yang sarat makna spiritual: menjaga negeri bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan iman, persaudaraan, dan kasih antar-sesama.
Dalam amanatnya menjelang Doa Bersama HUT ke-80 TNI, Sabtu (4/10/2025), Jimmy mengajak Banser, kelompok keamanan masyarakat, serta pemuda lintas agama untuk menjadi garda depan dalam membentengi generasi muda dari radikalisme dan intoleransi.
“Kepada rekan-rekan Banser, kelompok keamanan, dan pemuda lintas agama — kalian adalah mitra strategis TNI dalam merawat kedamaian dan toleransi. Jadilah dinding kokoh yang membentengi generasi muda dari bahaya radikalisme,” ujar Jimmy dengan penuh keyakinan.
Ia menegaskan, semangat toleransi dan kebersamaan adalah amanah luhur para pendiri bangsa yang tak boleh pudar di tengah arus zaman. “Menjaga persaudaraan dan persatuan adalah bentuk ibadah sosial. TNI tidak bisa berjalan sendiri tanpa doa, dukungan, dan partisipasi umat,” sambungnya.
Jimmy juga menekankan bahwa momentum HUT ke-80 TNI bukan hanya perayaan militer, tetapi titik refleksi spiritual bagi seluruh prajurit untuk memperbarui tekad pengabdian kepada bangsa dan Tuhan.
“HUT ke-80 TNI harus menjadi momentum transformasi total. TNI harus profesional, netral, dan mengabdi tanpa pamrih. TNI adalah alat negara milik seluruh rakyat Indonesia. Jaga wibawa dan amanah ini tanpa kompromi,” tegasnya.
Ia menambahkan, prajurit TNI tak hanya ditugaskan untuk bertempur di medan perang, tetapi juga hadir di tengah masyarakat dalam misi kemanusiaan, penanggulangan bencana, dan pembangunan daerah.
“Dari membantu korban bencana hingga menjaga perbatasan, dari membangun desa hingga memelihara harmoni antarumat — semua itu bagian dari jihad kebangsaan demi terwujudnya Indonesia Emas 2045,” pungkas Jimmy.