Di era digital seperti sekarang, informasi menyebar begitu cepat dan tidak selalu jelas sumber maupun kebenarannya. Munculnya teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) semakin mempersulit masyarakat untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hanya rekayasa. Di tengah upaya berbagai pihak untuk merebut kepercayaan publik, teknologi ini kerap dimanfaatkan sebagai alat propaganda yang sangat efektif, tergantung pada siapa yang menggunakannya dan untuk tujuan apa.
Kelompok-kelompok tertentu, termasuk yang berpaham radikal, memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mencari dukungan sebanyak mungkin, terutama melalui media sosial. Informasi disebarkan secara masif, bahkan sering kali isu-isu yang sepele dibuat seolah-olah sangat penting untuk membentuk opini publik. Jika digunakan untuk kepentingan umum, hal ini bisa saja dianggap wajar. Namun, ketika propaganda digital ini digunakan hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, maka dampaknya bisa sangat berbahaya bagi kehidupan sosial.
Kondisi ini sering kali menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Masyarakat menjadi apatis, kehilangan kepercayaan, dan tidak lagi peduli terhadap apa yang sebenarnya terjadi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Isu-isu besar seperti konflik di Palestina atau persoalan dalam negeri seperti polemik seputar pesantren pun kerap dipelintir dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan mereka sendiri.
Agama sebagai Panduan Moral dan Etika
Di tengah situasi sosial yang kompleks ini, agama hadir sebagai pedoman moral dan etika yang sangat dibutuhkan. Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, toleransi, dan tolong-menolong adalah prinsip universal yang diajarkan oleh hampir semua agama. Nilai-nilai inilah yang seharusnya menjadi landasan dalam kehidupan bermasyarakat agar tercipta hubungan sosial yang harmonis dan saling menghormati.
Agama juga mengajarkan pentingnya tabayyun (klarifikasi) terhadap setiap informasi yang kita terima. Umat beragama diajarkan untuk tidak terburu-buru menilai sesuatu, dan selalu mengedepankan kebenaran serta keadilan dalam berpikir dan bersikap. Sikap ini sangat penting dalam era informasi seperti sekarang, di mana kebohongan bisa dibuat seolah-olah benar, dan kebenaran bisa dengan mudah ditutupi. Dengan landasan agama yang kuat, masyarakat dapat terhindar dari kebodohan informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita palsu atau hoaks.
Membangun Solidaritas Sosial
Di sisi lain, derasnya arus informasi yang tidak terkendali juga berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan antarindividu dan memperlebar jarak sosial. Agama memiliki peran penting dalam meredam potensi perpecahan tersebut dengan membangun solidaritas dan rasa saling peduli. Komunitas keagamaan sering kali menjadi tempat yang aman untuk berdiskusi, saling mendukung, dan memperkuat rasa kebersamaan di tengah perbedaan.
Selain itu, ajaran agama mendorong umatnya untuk terlibat aktif dalam persoalan sosial, tidak bersikap apatis, dan selalu memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat. Baik melalui aksi kemanusiaan, kegiatan sosial, maupun keterlibatan dalam dialog lintas kelompok, agama bisa menjadi kekuatan pemersatu yang mendorong lahirnya masyarakat yang lebih adil dan peduli.
Tantangan dan Potensi Konflik Sosial
Namun demikian, pengaruh agama dalam kehidupan sosial tidak selalu berjalan mulus. Perbedaan dalam menafsirkan ajaran agama, fanatisme yang berlebihan, serta politisasi agama dapat menjadi sumber konflik sosial. Dalam masyarakat yang plural dan majemuk seperti Indonesia, gesekan antarumat beragama maupun antaraliran dalam satu agama bisa terjadi jika tidak dikelola dengan bijak.
Isu-isu seperti intoleransi, diskriminasi, dan ujaran kebencian atas dasar agama menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi. Untuk itu, peran tokoh agama, pemuka masyarakat, dan lembaga keagamaan sangat penting dalam menanamkan nilai toleransi, dialog antaragama, dan penghargaan terhadap perbedaan. Agama tidak boleh dijadikan alat kekuasaan, melainkan harus menjadi perekat sosial yang membawa kedamaian.
Agama masih memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial saat ini. Ia berfungsi sebagai sumber nilai, penguat solidaritas, serta identitas sosial yang penting bagi masyarakat. Di tengah tantangan zaman, seperti derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, agama dapat tetap relevan dan menjadi kekuatan positif dengan catatan, ia harus dihadirkan dengan cara pandang yang moderat, terbuka, dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Peran agama dalam kehidupan sosial bukan hanya soal ritual keagamaan, tetapi juga bagaimana ajarannya bisa diwujudkan dalam tindakan nyata yang membawa kebaikan bersama. Dengan sikap kritis, peduli, dan bertanggung jawab, kita bisa menjadikan agama sebagai cahaya di tengah kegelapan informasi dan sebagai penuntun dalam membangun kehidupan sosial yang lebih sehat, adil, dan damai.
Wallahu a’lam