Dilansir dari laman republika.co.id Di antara yang mendapat gelar pahlawan nasional adalah Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan, Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Sumatera Barat dan Almarhum KH Abdurrahman Wahid yang dikenal sebagai Gusdur.
Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dan Gusdur adalah ulama yang banyak berjasa bagi bangsa dan negara. Menanggapi dianugerahkannya gelar pahlawan kepada tiga ulama tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan bahwa merasa bangga sebagai santri ketika ulama mendapat penghargaan sebagai gelar pahlawan.
“Ya tentunya merasa bangga sebagai santri ketika peletak paham keagamaan yang wasathi mendapat pengharhargaan sebagai pahlawan nasional,” kata Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Senin (10/11/2025)
Menurutnya, Syaikhona Kholil itu sebenarnya guru dari para pahlawan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu Kiai As’ad Syamsul Arifin dan Kiai Hasyim Asy’ari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Kiai Cholil mengungkapkan apa yang dilakukan Presiden suatu penghargaan negara kepada ulama yang dapat memotivasi aktivis keagamaan agar selalu memadukan antara pejuang keagamaan dan kebangsaan.
“Sebab satu kesatuan antara memperjuangkan Islam dan membela Tanah Air,” ujar Kiai Cholil.
Di lokasi terpisah, Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon menyampaikan sepuluh tokoh yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025 merupakan hasil usulan dari masyarakat yang diajukan sejak tingkat daerah.
“Nama-nama ini sebagaimana sudah diketahui adalah nama-nama yang merupakan usulan dari bawah, usulan dari masyarakat yang telah diterima sejak di kabupaten/kota, dan kemudian ada tim peneliti dan tim pengkaji gelar di tingkat daerah,” ujar Fadli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Usulan tersebut, menurut Fadli, bermula dari kabupaten dan kota, kemudian dikaji oleh tim peneliti dan pengkaji gelar tingkat daerah yang terdiri atas akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh budaya. Hasil kajian tersebut selanjutnya diserahkan ke tingkat provinsi dan kemudian diteruskan kepada tim pusat di bawah Kementerian Sosial.
Fadli menuturkan, setelah melalui proses penilaian berlapis, Kementerian Sosial mengajukan nama-nama tersebut kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Dari total 49 nama yang disidangkan, yang terdiri atas 40 nama baru dan sembilan nama lanjutan dari tahun sebelumnya, Dewan menyeleksi 24 nama prioritas.
Dari jumlah tersebut, Presiden akhirnya menetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025. Fadli menyebut, seluruh nama tersebut dinilai memenuhi ketentuan perundang-undangan serta mencerminkan aspirasi masyarakat dengan jasa dan keteladanan yang konkret.
“Jasa-jasa mereka itu jelas, konkret dan juga benar-benar merupakan aspirasi yang sudah terseleksi ya, dengan proses yang cukup panjang, bahkan diseminarkan, bahkan dibukukan. Mudah-mudahan ini tujuannya adalah bagaimana ke depan, ini jasa-jasa mereka, keteladanan mereka bisa menjadi pemberi semangat bagi kita karena ini usulan-usulan juga dari provinsi,” kata Fadli.
Dia juga menyampaikan sejumlah nama lain yang telah diusulkan akan kembali dibahas untuk kemungkinan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional mendatang. “Kita akan menjadikan nama-nama yang lain ini mungkin akan dibicarakan kalau bisa ada pemberian gelar pahlawan nasional juga pada hari kebangkitan nasional sehingga proses ini juga bisa terus berlanjut dan kita menghargai para tokoh, para pejuang bangsa yang telah berjasa bagi bangsa dan negara,” ucap dia.
Berikut Daftar 10 Pahlawan Nasional 2025
1. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Jawa Timur)
2. Jenderal Besar Soeharto (Jawa Tengah)
3. Aktivis buruh Marsinah (Jawa Timur)
4. Diplomat dan Menteri Hukum (menkum) Mochtar Kusumaatmajadja (Jawa Barat)
5. Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatra Barat)
6. Mantan Komandan RPKAD (Kopassus) Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)
7. Sultan Muhammad Salahuddin (NTB)
8. Ulama asal Bangkalan Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)
9. Penguasa Partuanan Raya Tuan Rondahaim Saragih Garingging (Sumatra Utara)
10. Gubernur Papua pertama Zainal Abidin Syah (Maluku Utara)
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah