Ken Setiawan 1

Lemahnya Literasi dan Pemahaman Agama Sejati Buka Celah Radikalisme di Kalangan Pelajar

Jakarta – Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, menilai lemahnya literasi dan pemahaman agama yang utuh menjadi penyebab utama mengapa paham radikal mudah menyebar di kalangan pelajar. Ia menegaskan, pendidikan agama yang benar dan penuh kasih adalah benteng utama agar generasi muda tidak terseret pada tafsir yang menyimpang.

“Upaya pemerintah dalam pencegahan masih seperti lilin kecil, sementara propaganda kelompok radikal sudah seperti obor yang menyala terang,” ujar Ken dalam keterangannya menanggapi insiden ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta Utara yang melukai puluhan jemaah saat salat Jumat (7/11/2025).

Ken menilai peristiwa tersebut bukan sekadar tindakan kekerasan, tetapi juga peringatan bagi umat untuk memperkuat nilai keimanan yang rahmatan lil ‘alamin — Islam yang membawa kedamaian dan kasih sayang. Ia menyebut, radikalisme tidak lahir dari ajaran agama, melainkan dari tafsir keliru dan kekecewaan sosial yang tak terobati.

“Anak-anak muda mencari pegangan hidup. Bila tidak mendapatkan bimbingan agama yang menyejukkan, mereka mudah terseret pada ajaran yang mengajarkan kebencian,” tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa keluarga, sekolah, dan lembaga keagamaan memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, nasionalisme, dan ajaran agama yang menekankan kasih sayang antarsesama.

“Virus radikalisme bisa menjangkiti siapa pun tanpa melihat usia atau latar belakang. Karena itu, kewaspadaan dan pembinaan rohani harus berjalan beriringan,” ujarnya.

Menurut Ken, pelaku dalam kasus SMAN 72 disebut memiliki luka batin dan latar belakang tertutup akibat perundungan (bullying). Dalam kondisi demikian, pelaku mencari pelarian dan pengakuan melalui dunia maya, di mana konten ekstrem dan kekerasan dengan mudah ditemui.

“Kelompok radikal pandai memanfaatkan media sosial untuk menjerat anak-anak yang sedang mencari jati diri. Mereka dirayu dengan narasi agama yang tampak suci, padahal menyesatkan,” jelasnya.

Ken menegaskan pentingnya pendekatan spiritual dan kasih sayang dalam membimbing generasi muda. Pendidikan agama, kata dia, seharusnya tidak berhenti pada ritual, tetapi juga membentuk karakter berakhlak mulia dan cinta damai.

“Jika ajaran agama ditanamkan dengan benar, tak akan ada umat yang tega menyakiti sesama. Karena sejatinya, agama hadir untuk menebar rahmat, bukan menebar ketakutan,” pungkasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

menteri pppa arifah fauzi dok kementerian pppa 1748531764755 169

Pasca Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pemerintah Akan Batasi Game Online, Menteri PPPA Bilang Begini

Jakarta – Pasca ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta salah satu respon pemerintah akan …

gus yahya sungkem ke sinta wahid usai gus dur jadi pahlawan nasional 1762748876545 169

Dianugerahi Pahlawan Nasional, Gus Dur dan Warisan Toleransi untuk Bangsa

Jakarta — Menjelang peringatan Hari Pahlawan, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh …