sambutan kesenian palang pintu di desa pabuaran bogor jawa 251114052107 203

Bule Austria-Australia Buktikan Di Bogor Kerukunan Bukan Teori

BOGOR — Ratusan anak berjejer dengan senyum penuh kegembiraan menyambut para tamu yang dinanti, Desa Pabuaran, Bogor hari itu ada hajat menyambut tamu dari Austria-Australia yang tergabung dalam peserta Indonesian Interfait Scholarship (IIS) 2025, begitu tamu memasuki gerbang ratusan anak melambaikan tangan dan bendera sebagai bagian dari ucapan selamat datang kepada tamu.

Dilansir dari laman republika.co.id Sambutan meriah itu menjadi isyarat sederhana bahwa kerukunan di Pabuaran bukan sekadar jargon, melainkan napas kehidupan yang nyata.

Suasana semakin semarak saat warga menampilkan tradisi Palang Pintu khas Betawi. Pantun-pantun jenaka dan iringan rebana mengalun, disusul dua pendekar silat yang memperagakan jurus persahabatan dan menutupnya dengan jabat tangan penuh hormat.

Para tamu dari Austria, Australia, dan sejumlah negara lain tampak terpukau. Simbol persahabatan itu seolah menyampaikan pesan universal: harmoni bisa dijaga lewat budaya, bukan hanya kata-kata.

Tak berhenti di situ, pertunjukan barongsai dan liong ikut memeriahkan suasana. Dentuman tambur menggema di antara rumah-rumah warga. Di desa ini, budaya Tionghoa bukan sekadar tamu, melainkan bagian utuh dari kehidupan masyarakat. 

Warga Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, dan Sikh bahu-membahu menyiapkan perjamuan, dari menata lokasi hingga memasak hidangan tradisional untuk para tamu.

“Di sini kami hidup saling membantu. Saat perayaan hari besar agama apapun, semuanya saling bantu. Tidak ada batasan agama kalau urusannya gotong royong,” ujar pemuka agama Khonghucu, Haryanto yang ikut menyambut peserta. 

Kunjungan ini merupakan bagian dari program IIS 2025 yang digagas Kementerian Agama RI. Program ini bertujuan memperkenalkan praktik toleransi dan kehidupan lintas iman di Indonesia kepada dunia. 

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag, Muhammad Adib Abdushomad yang turut mendampingi delegasi menyebut Pabuaran sebagai contoh ideal desa kerukunan. 

“Pabuaran adalah miniatur Indonesia yang hidup dengan menjunjung moderasi beragama. Warganya bukan hanya bertoleransi, tapi juga bekerja sama lintas iman untuk membangun lingkungan yang damai dan produktif,” ujar dia saat membuka acara, Kamis (13/11/2025).

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

bullying

Bullying yang Merenggut Nyawa: Saat Pendidikan Kita Kehilangan Jiwa Islamnya

Kasus perundungan yang berujung kematian—termasuk yang baru-baru ini terjadi di Tangerang—sekali lagi mengguncang kesadaran kita …

TOT Moderasi Beragam UIN Maliki Malang

Merawat Iman di Era Digital: UIN Maliki Malang Siapkan Dosen Muda sebagai Penebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin

Batu — Di tengah kesejukan alam Kota Batu, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang membuka Training …