Ambo Dalle; Sang Maha Guru Dari Tanah Bugis

Gurutta KH Abdul Rahman Ambo Dalle merupakan salah satu kiai kharismatik dari tanah Bugis pada masanya bahkan hingga saat ini nama beliau masih harum hingga banyak peziarah yang datang ke maqamnya untuk mendoakannya Puluhan bahkan ratusan tokoh besar dari Sulawesi merupakan hasil didikan beliau dan hampir dapat dipastikan setiap pejabat pusat dari Menteri hingga Presiden jika berkunjung ke Sulawesi pasti akan sowan bersilaturrahim meminta do a padanya Ambo Dalle lahir di Desa Ujung Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo Pada tahun 1900 M Terlahir dari pasangan Andi Ngati Daeng Patobo dan Andi Candara Dewi yang merupakan bangsawan Nama Abdul Rahman sendiri merupakan pemberian dari seorang Kiai bernama Muhammad Ishak karena Ambo Dalle mampu menghafal al Quran pada usia 7 tahun Pada masa kecil Ambo Dalle banyak belajar dari ulama kenamaan asal Makasar yang telah lama menetap di Makkah yang kembali ke tanah Bugis banyak pula ulama Makkah yang berkunjung ke tanah Makasar menjadi kesempatan Ambo Dalle untuk menimba ilmu agama diantara gurunya adalah Ali Al Ahdal Haji Syamsuddin Haji Ambo Omme Syeh Muhammad al Jawad Sayid Abdullah Dahlan dan Sayid Hasan Al Yamani Baca juga TGKH Muhammad Zainudin Sang Mujahid Sejati dan Ulama Nasionalis dari Pulau Sasak Pada masa itu pengajian dilakukan dengan cara Sorogan guru membacakan kitab murid menyimak Pada tahun 1928 seorang ulama besar bernama H Muhammad As ad bin Abdul Rasyid Al Bugisy kelahiran Makasar yang telah lama menetap di Makkah kembali dan mendirikan pesantren kesempatan tersebut tidak di sia siakan oleh Ambo Dalle untuk menuntut ilmu pada beliau Suatu ketika Anregurutta Puang Aji Sade begitu masyarakat biasa memangil KH Muhammad As ad menguji semua murid muridnya dan diantara jawaban para santri jawaban Ambo Dalle yang memberikan kepuasan bagi gurunya sehingga sejak itulah beliau diangkat menjadi asisten Pada tahun 1953 Ambo Dalle berangkat ke tanah suci Makkah untuk melaksanakan ibadah haji sekaligus menimba ilmu dan tidak lama berada di Makkah Ambo Dalle pulang ke tanah air Sekembali dari tanah suci Makkah Ambo Dalle lebih aktif mengajar dengan menjadi asisten Anregurutta KH Muhammad As ad dan berkat saran dari Arung Matowa Wajo bersama Arung Lili sistem mengaji sorogan diganti dengan sistem Madrasah dan Annegurutta menayambut baik gagasan tersebut maka mulailah di dirikan Madrasah Awaliyah setingkat kanak kanak Ibtidaiyah SD dan Tsanawiyah SMP perguruan tersebut diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah di singkat MAI Sengkang Dan secara langsung Ambo Dalle didampuk menjadi pimpinan Setelah dirasa cukup pengabdianya di Sengkang akhirnya atas izin Anregurutta Ambo Dalle pindah ke daerah Mangkoso untuk melanjutkan perjuangan dan mendirikan pesantren dan madrasah banyak yang mengatakan disinilah cikal bakal berdirinya organisasi DDI yang menjadi organisasi masyarakat terbesar di daerah Sulawesi Selatan Proses belajar mengajar di pesantren mulai terganggu ketika Jepang mulai masuk dan ke Makasar segala tindak tanduk Ambo Dalle didikte oleh Jepang bahkan proses belajar mengajar tidak diperbolehkan didalam kelas namun tak kehilangan akal Ambo Dalle meminta proses belajar mengajar dilakukan di rumah rumah guru dan masjid seluruhnya dicat hitam hingga proses belajar mengajar pada malam hari tidak terendus oleh Jepang Situasi yang kian tidak menentu dan ditambah dengan kedatangan Belanda membuat Ambo Dalle menginisiasi untuk mengumpulkan ulama ulama se Sulawesi untuk mendirikan sebuah ormas yang akan bergerak dalam dunia pendidikan dan sosial kemasyarakatan maka pada 14 Rabiul Awal 1366 H 5 Februari dan berakhir pada hari Jumat tanggal 16 Rabiul Awal 1366 H 7 Februari 1947 Pertemuan itu menyepakati membentuk organisasi yang diberi nama Darud Da wah Wal Irsyad DDI yang bergerak dalam bidang pendidikan dakwah dan sosial kemasyarakatan Gurutta KH Abdurrahman Ambo Dalle dipilih sebagai ketua dan KH M Abduh Pabbajah sebagai sekretaris organisasi itu Setelah pertemuan tersebut MAI Mangkoso beserta seluruh cabang cabangnya berubah nama menjadi DDI Mangkoso pun ditetapkan sebagai pusat organisasi Tahun 1950 Gurutta KH Abdurrahman Ambo Dalle pindah ke Pare Pare Beliau membangun rumah dan menetap di Ujung Baru bersama keluarganya dan pada tahun itu pula pusat Darud Da wah Wal Irsyad diboyong ke Parepare dengan menempati sebuah gedung yang cukup representatif di sebelah selatan Masjid Raya Gedung tersebut adalah pemberian Arung Mallusetasi Pada tahun 1977 pemilu kedua berlangsung selama zaman orde baru Kondisi politik Indonesia terasa sangat panas Berkaitan dengan peristiwa pemilu ini Gurutta berada dalam kondisi yang cukup dilematis Keadaan memaksa beliau untuk memilih Atas dasar demi menyelamatkan organisasi akhirnya Gurutta KH Abdurrahman Ambo Dalle menyatakan diri bergabung dengan Golkar Gurutta KH Ambo Dalle memilih ikut bersama dengan pemerintah membangun bangsa dan negara daripada harus berseberangan jalan Namun demikian masuknya Anregurutta ke partai Golkar membuat sebagian santrinya yang telah menjadi tokoh tidak puas hingga berujung ke arah konflik Peristiwa tersebut membuat Gurutta sangat kecewa sehingga hampir saja membuatnya hijrah ke Kalimantan Timur Ketika itu kabar tersebut diketahui oleh Bupati Pinrang Andi Patonangi Beliau lalu menawarkan kepada Gurutta sebuah kawasan di daerahnya untuk dijadikan pesantren Tahun 1978 akhirnya Gurutta hijrah lagi ke Pinrang tepatnya di desa Kaballangan Itulah awal berdirinya Pesantren Kaballangan Kabupaten Pinrang yang dipimpin langsung oleh beliau Sebagai ulama Gurutta KH Abdurrahman Ambo Dalle banyak menulis kitab karangannya berjumlah 25 judul buku Kitab Al Qaulus Shadiq fi Ma rifatil Khaliq kitab Ar Risalah Al Bahiyyah fil Aqaid al Islamiyah yang terdiri dari tiga jilid kitabnya Maziyyah Ahlusunnah wal Jama ah kitab Tanwirut Thalib Tanwirut Thullab Irsyadut Thullab Kitab Ahsanul Uslubi wa Siyaqah Namuzajul Insya i Kitab Sullamul Lughah kitab Irsyadul Salih dan kitab Miftahul Fuhum fil Mi yarif Ulum Gurutta KH Abd Rahman Ambo Dalle berpulang dalan usia senja mendekati satu abad Gurutta beliau dipanggil Yang Maha Kuasa pada tanggal 29 November 1996 setelah beberapa hari terbaring di rumah sakit Pada masa menjelang akhir hidupnya Gurutta KH Abd Rahman Ambo Dalle banyak menerima penghargaan dari pemerintah dan lembaga pendidikan diantaranya 1 Tanda kehormatan Bintang MAHAPUTRA NARARYA Dari Presiden B J Habibie tahun 19992 Tanda Penghargaan Dari Pemerintah Daerah Tk II Wajo sebagai PUTRA DAERAH BERPRESTASI Bupati dan DPRD tahun 1998 3 Penghargaan dari Universitas Muslim Indonesia sebagai TOKOH PENDIDIK BIDANG AGAMA SE INDONESIA TIMUR Rektor UMI tahun 1986 Kini pemerintah sedang mengupayakan agar Kiyai Haji Abdul Rahman Ambo Dalle dijadikan sebagai Pahlawan Nasional Disadur dari beberapa sumber online dan santri

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …