Apresiasi Rasulullah terhadap TNI-POLRI

Jika ada yang mengatakan bahwa aparat pemerintah dalam pertahanan dan penegakan hukum adalah ansharut thagut, mungkin harus membaca lebih banyak referensi. Dalam banyak hal, justru Rasulullah mengapresiasi keberadaan aparat seperti TNI-Polri ini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi komponen utama sistem pertahanan negara dalam urusan pertahanan negara. TNI memiliki tanggung jawab menjaga keamanan nasional dan stabilitas negara. Tugas yang sangat berat mengingat ancaman terhadap stabilitas dan keamanan negara seringkali diuji.

Begitu pula Polri yang memiliki tugas berat dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Banyak waktu mereka dihabiskan dengan melayani masyarakat, dari pada melayani keluarganya. Kegigihan dan pengorbanan mereka ditaruhkan.

Pemberontakan, separatisme, terorisme dan gerakan radikal yang meresahkan kedaulatan berulangkali terjadi di negara ini, hingga saat ini. TNI-Polri sebagai garda terdepan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara, tentu memiliki resiko besar, taruhannya adalah nyawa. Kita menyaksikan anggota TNI-Polri yang banyak gugur di Papua, korban keganasan kelompok yang hendak memisahkan diri dan mengancam NKRI.

Tugas berat TNI-Polri tersebut kadang dianggap biasa saja, padahal Rasulullah sendiri memberikan apresiasi tinggi terhadap mereka. Selayaknya, kita juga memberikan dukungan penuh terhadap mereka di saat mereka menjalankan tugas. Menghormati mereka sebagai pejuang bangsa dan menempatkannya pada posisi mulia sebagai abdi negara yang kapan saja siap menyambung nyawa kalau negara berada dalam ancaman.

Demikian pula Polri yang memiliki tugas serupa sekalipun lebih menitikberatkan pada perlindungan rakyat sipil. Anggota polisi saban hari turun demi menjaga kenyamanan masyarakat, menegakkan keadilan, serta menjaga ketertiban seperti mengatur lalu lintas supaya tertib dan tidak terjadi kesemrawutan.

Keistimewaan TNI-Polri di Mata Rasulullah

Telah menceritakan pada kami Isa bin Yunus al Ramli, ia berkata, telah menceritakan pada kami Muhammad bin Syu’aib bin Sabur, dari Sa’id bin Kholid bin Abi Thawil. Ia berkata: “aku mendengar anas bin malik berkata”: “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tentara yang (bertugas) menjaga (dari serangan musuh) di malam hari dalam kondisi perang, lebih utama ketimbang puasa dan ibadah malam seseorang di tengah-tengah keluarganya dengan perbandingan 1000 tahun. Satu tahun ialah 360 hari,  dan satu hari (di ahirat) seperti 1000 tahun (di dunia)”. (HR. ibnu majjah).

Dalam hadits yang lain dikatakan: “…menjaga benteng satu hari pada masa perang yang di dalamnya terdapat kaum muslimin serta selalu waspada, selain  bulan Ramadhan, pahalanya lebih utama dibandingkan ibadah 100 tahun, baik ibadah puasa maupun ibadah di malam hari. Sedangkan menjaga benteng satu hari dalam masa perang yang di dalamnya terdapat kaum muslimin serta selalu waspada pada bulan Ramadhan, pahalanya lebih utama di sisi Allah dibandingkan ibadah 1000 tahun, baik puasa dan ibadah malamnya. Jika Allah mengembalikan pada keluarganya dengan kondisi selamat, maka tidak dicatat baginya keburukan 1000 tahun serta ditulis baginya kebikan-kebaikan dan dilimpahkan kepadanya pahala menjaga benteng sampai hari kiamat”. (HR. ibnu majjah).

Sekalipun beberapa ulama ahli hadits menilai dia hadits di atas memiliki derajat dha’if, namun tetap absah dijadikan hujjah untuk fadhailul a’mal atau keutamaan amalan-amalan di luar aktifitas ibadah wajib.

Dengan demikian, TNI-Polri memiliki tugas sangat mulia. Mulia secara agama dan memiliki keistimewaan tersendiri dalam konteks bernegara dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan tanah air. Sebagai warga negara yang baik kita semua selayaknya mensupport dan membantu TNI-Polri dalam setiap tugas mereka. Karena, warga negara yang baik adalah mereka yang memiliki tekad kuat, komitmen kebangsaan dan selalu menjaga persatuan.