WASHINGTON DC – Aksi pembaran Al-Quran yang dilakukan oleh seorang pengungsi asal Irak di Swedia membuat marah semua orang, kecaman dan kutukan datang bertubi-tubi bahkan dari negara Amerika Serikat melihat tindakan dan pemberian izin oleh pengadilan untuk melakukan demonstrasi membakar Al-Quran sebagai sebuah tindakan yang diluar batas. Amerika Serikat mengutuk pembakaran Alquran di luar masjid di Swedia, Kamis (29/6/2023).
Dilansir di Al Arabiya dan republika.co.id pada Jumat (30/6/2023) seorang pria merobek dan membakar Alquran di luar masjid pusat Stockholm pada hari pertama liburan Idul Adha Muslim.
Berbicara pada jumpa pers harian, juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller mengatakan Washington yakin demonstrasi itu menciptakan ketakutan yang secara efektif mengekang kemampuan umat Islam untuk menjalankan agama mereka secara bebas.
“Saya akan mengatakan bahwa kami mengutuknya. Kami percaya demonstrasi itu menciptakan ketakutan yang akan berdampak pada kemampuan umat Islam dan anggota kelompok minoritas agama lainnya untuk secara bebas menjalankan hak kebebasan beragama atau berkeyakinan mereka di Swedia,” ujar Miller.
Dia juga percaya bahwa mengeluarkan izin untuk demonstrasi ini mendukung kebebasan berekspresi dan bukan merupakan dukungan terhadap aksi demonstrasi.
Polisi Swedia telah memberikan izin untuk berlangsungnya protes anti-Quran . Namun setelah pembakaran, polisi mendakwa pria yang melakukannya dengan agitasi terhadap kelompok etnis atau bangsa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas pembakaran Alquran di Stockholm dan mengatakan Turki tidak akan pernah tunduk pada kebijakan provokasi atau ancaman.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah