eks HTI
eks HTI

Awas, Teroris dan Eks HTI Masih Jadi Ancaman Nyata

Jakarta-Keberadaan kelompok teroris dan eks pengikut Hizbut Tahrir Indonesia HTI masih menjadi ancaman nyata pada periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Karena itu masalah teroris dan HTI tetap harus jadi prioritas demi untuk menjaga keamanan dan kedamaian di Indonesia.

“Secara ancaman keamanan kita masih akan menghadapi selama lima tahun ke depan kelompok-kelompok yang sebenarnya secara jumlah kecil, tapi mereka militan mikir ke depan selalu berusaha satu langkah di depan aparat.” ujar pengamat terorisme Ridwan Habib dalam diskusi Radikalisme atau Manipulasi Agama di Jakarta, Senin (4/10/2019).

Ridwan membeberkan kelompok itu antara lain kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jamaah Ansharut Khilafah, Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Tauhid Wal Jihad hingga faksi terpidana kasus terorisme Abdul Rahim alias Abu Husna. Seluruh kelompok itu sangat militan mencari kader baru dan membangun strategi untuk menyerang polisi negara hingga menyelundupkan bahan peledak.

“Kalau ditotal itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memprediksi mereka hanya 1 500 orang Tapi 1 500 orang ini semua punya militansi.” imbuh Ridwan, dikutip dari laman cnnindonesia com.

Ridwan menilai sejauh ini pengamanan narapidana terorisme napiter di dalam lapas belum maksimal. Terbukti teroris masih bisa merekrut anggota dari dalam lapas. Bahkan Lapas atau penjara bagi teroris adalah madrasah jihad bagi mereka.

Terkait dengan situasi itu ia berharap Jenderal Idham Aziz yang baru dilantik menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian mampu mengoptimalkan kemampuannya di bidang terorisme. Ia juga berharap BNPT dan Kemenkumham mampu mengoptimalkan program deradikalisasi.

Selain itu, Ridwan menyebut Pemerintah Jokowi berhadapan dengan ancaman eks HTI yang dianggap berhasil memanipulasi media sosial untuk menjaring anggota. HTI juga menyusupkan ideologinya ke dalam buku-buku yang dibaca oleh anak muda.

“Salah satunya adalah buku Udah Putusin Aja karya Felix Siauw. Pelan-pelan ideologi ini HTI masuk ke bawah sadar generasi milenial.” ujar Ridwan.

Selain buku, Ridwan juga mengatakan HTI juga memanfaatkan kajian untuk menyebarkan ideologinya. Misalnya HTI menggunakan anggotanya untuk berceramah di Rumil (Rumah Ilmu). Jaringan HTI juga memiliki karakteristik menyusup ke dalam instansi pemerintah.

Ridwan mengaku tidak terkejut ketika banyak ASN yang tidak setuju ketika mendengar rencana Menteri Agama Fachrul Razi untuk melarang cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah. “Jadi secara ancaman sosial budaya kelompok HTI ini masih eksis.” ujarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …