Jakarta – Persoalan Pondok Pesantren Al Zaytun dan pimpinannya Panji Gumilang menuntut seluruh stakeholder terkait untuk melakukan langkah-langkah cermat dan akurat. Itu penting agar persoalan Al Zaytun segera selesai dengan solusi terbaik.
Hal itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengunjungi Kantor MUI Pusat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, pekan lalu.
“Maka informasi yang diberikan oleh BNPT menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam konteks kita akan memberikan pandangan-pandangan tentang Al Zaytun sekaligus fatwa tentang Al Zaytun,” kata Ketua MUI Bidang Hukum dan HAM, Prof Noor Ahmad.
Selain itu, dalam pertemuan ini, dia melanjutkan, BNPT dan MUI akan semakin meningkatkan kerja sama untuk memerangi terorisme dan radikalisme.
“Kita bersepakat menciptakan Islam rahmatan lil alamin dan tentu saja anti radikalisme dan terorisme,” jelasnya.
Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Ibnu Suhaendra mengatakan kunjungannya bersama tim ke kantor MUI untuk berdiskusi soal penanganan di Ponpos Al Zaytun.
“Dalam diskusi tersebut, kita saling mengisi informasi di lapangan maupun informasi lain yang kami dapat maupun dari MUI,” ungkapnya.
Hasil diskusi dengan MUI tersebut, sambung dia, akan disampaikan pada pimpinan BNPT. Dengan begitu, diharapkan negara dapat mengambil keputusan yang arif dan bijaksana terkait persoalan di Ponpes Al Zaytun.
Dia menyebut, kerjasama BNPT dan MUI sudah terjalin lama. BNPT juga kerap membagikan temuan-temuan modus operasi terorisme dan radikalisme baru dengan MUI. Apalagi setelah MUI membentuk Badan Pencegahan Ekstremisme dan Terorisme (BPET), kerjasama itu semakin kuat.
“Kerjasama dengan MUI yang telah terjalin sangat lama ini akan terus berlanjut bahkan mungkin tidak terputus, ” tutup Ibnu.