Kolombo – Kepolisian Sri Lanka menangkap menangkap seorang anggota parlemen Muslim terkemuka Rishad Bathiudeen dan saudara kandungnya karena diduga terlibat dalam ledakan bom Paskah tahun 2019. Bom itu menewaskan 279 orang.
Selain anggota parleman, Rishad Bathiudeen adalah mantan menteri kabinet yang kini mengepalai sebuah partai oposisi di Parlemen Sri Lanka. Dia dan saudara kandungnya, Reyaj Bathiudeen, ditangkap di Ibu Kota Sri Lanka karena diduga membantu dan berkomplot dengan para pembom yang melakukan penyerangan tersebut.
Dikutip Associated Press, Minggu (25/4/2021), penangkapan dilakukan saat pemerintah Sri Lanka menerima desakan untuk mempercepat penyelidikan kasus tersebut.
Seorang pejabat kepolisian mengatakan kedua kakak beradik itu belum resmi didakwa, tapi ditangkap berdasarkan bukti langsung, serta apa yang dikatakannya bukti tidak langsung dan ilmiah.
Dua kelompok Muslim lokal yang berafiliasi kepada ISIS dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab atas enam ledakan di dua gereja Katolik Roma, sebuah gereja Protestan dan tiga hotel turis. Baik Muslim dan dan Katolik merupakan minoritas di Sri Lanka, di mana pemeluk Budha mencapai 70 persen dari populasi.
Rushdhie Habeeb, pengacara yang mewakili Bathiudeen, menyebut penangkapan itu bermotif politik. Ia mengatakan tidak ada alasan penangkapan yang diberikan oleh mereka yang melakukan penyerbuan pada tengah malam.
Dalam pernyataannya, Habeeb mengatakan tujuan penangkapan itu adalah menghukum pemimpin politik Muslim. Padahal mereka tidak ada kaitannya dengan peristiwa tanggal 21/4 yang dinilai sebagai aksi pengecut yang dilakukan beberapa pemuda Muslim yang secara luas diduga dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan asing.