Din Syamsuddin
Din Syamsuddin

Covid-19 Mengganas, Saatnya Segenap Bangsa Bersatu Padu Tanggulangi Pandemi

Jakarta – Virus corona atau Covid-19 mengganas lagi di Indonesia. Bahkan saat ini tingkat keterpaparan masyarakat dari Covid-19, terutama varian Delta, sangat tinggi. Hampir tiap hari lebih dari 20 ribu masyarakat terpapar dan ratusan orang meninggal dunia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin menilai, kondisi akhir-akhir ini sudah sangat darurat. Menurutnya, meningginya penyebaran wabah Covid-19 dan tersebarnya varian Delta telah merenggut nyawa banyak orang.

Kondisi itu membuat semua rumah sakit dan tempat perawatan penuh sesak sehingga terpaksa didirikan tenda-tenda darurat. Ini adalah kejadian luar biasa yang perlu disikapi dengan muhasabah atau introspeksi atau mawas diri.

“Seyogyanya pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat Covid-19, dan bangsa menghadapi bencana nasional,” kata Prof Din melalui pesan tertulis dikutip dari laman Republika.co.id, Kamis (1/7/2021).

Sehubungan dengan itu, Din menyarankan sekarang saatnya segenap warga bangsa bersatu padu dan bahu-membahu menanggulangi musibah. Segenap rakyat agar meningkatkan disiplin menegakkan protokol kesehatan dengan menjalankan 5 M sebagai bentuk ikhtiar insani.

“Namun upaya rohani yakni mendekatkan diri kepada Ilahi Allah SWT janganlah dihindari atau dikurangi,” ujarnya.

Din juga mengingatkan pemerintah lebih bersungguh-sungguh menanggulangi bencana nasional ini dengan tidak ragu-ragu menerapkan penutupan wilayah (lockdown) dan mengutamakan pelayanan kesehatan bagi rakyat.

Pemerintah harus menggelontorkan dana untuk penyediaan obat-obatan, suntikan, vaksin gratis bagi rakyat, dan mendorong perguruan tinggi nasional atau laboratorium kesehatan nasional untuk meneliti dan memproduksi vaksin dan obat-obatan dari dalam negeri sendiri dari pada mengimpornya dari luar negeri.

“Dalam kaitan ini, kepada pemangku amanat kekuasaan, para elite politik, untuk menunjukkan empati kepada penderitaan rakyat,” tutur Din.

Ia menegaskan, di tengah suasana demikian, adalah arif untuk menghentikan tindakan kontra produktif. Seperti mempertentangkan agama dengan Pancasila, seperti dalam tes wawasan kebangsaan KPK, cenderung menghembuskan tuduhan pejoratif kepada pihak lain, mengembangkan isu-isu politik ambisius seperti pemindahan ibu kota negara, perpanjangan masa kekuasaan presiden, atau pengajuan capres-cawapres, serta sikap otoriter represif yang melemahkan kebebasan akademik di kampus. 

“Lebih dari itu, saatnya menghentikan segala bentuk ketidakadilan atau kezaliman dalam penegakan hukum dan pemerataan kesejahteraan. Semuanya itu, selain memalingkan perhatian dan fokus dari menanggulangi musibah, juga telah dan potensial memunculkan kegaduhan publik yang tidak perlu,” urainya.

Ia mengingatkan, wabah Covid-19 adalah musibah dari Allah SWT yang perlu disikapi dengan muhasabah, yakni introspeksi dan mawas diri, dan menjauhi sikap sombong atau takabur.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …