doa bulan rajab
doa bulan rajab

Doa Rasulullah di Bulan Rajab: Jangan Lewatkan, Doa Dijamin Tak Tertolak

Umat Islam telah  memasuki bulan Rajab, salah satu bulan yang memiliki keistimewaan khusus dalam kalender hijriah. Bulan Rajab termasuk dalam empat bulan haram yang dimuliakan Allah, bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Karena kemuliaannya itulah, Rajab tidak sekadar menjadi penanda waktu, tetapi juga momentum spiritual bagi umat Islam.

Dalam sejarah Islam, bulan Rajab juga dikenang sebagai bulan terjadinya peristiwa agung Isra’ dan Mi’raj, perjalanan spiritual Rasulullah SAW yang menjadi fondasi perintah shalat lima waktu. Peristiwa ini menegaskan bahwa Rajab bukan bulan biasa, melainkan bulan yang sarat dengan pesan penguatan iman dan ibadah.

Keistimewaan Malam Pertama Bulan Rajab

Para ulama sejak dahulu telah menjelaskan keutamaan bulan Rajab. Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah menukil sebuah hadis tentang malam-malam istimewa di mana doa tidak tertolak. Rasulullah SAW bersabda:

خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاءُ: أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ

“Lima malam di mana doa tidak akan ditolak: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”

Hadis ini menunjukkan bahwa malam pertama Rajab adalah waktu yang sangat istimewa untuk bermunajat, memohon ampunan, dan memanjatkan harapan kepada Allah. Momentum ini sering luput dari perhatian umat, padahal para ulama memandangnya sebagai pintu rahmat yang terbuka lebar.

Doa Rasulullah di Bulan Rajab

Rasulullah SAW tidak menyambut datangnya bulan Rajab dengan euforia kosong, melainkan dengan doa penuh makna. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam al-Baihaqi:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allāhumma bārik lanā fī Rajab wa Sya‘bān wa ballighnā Ramadhān.

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.”

Doa ini menunjukkan bahwa Rajab bukan tujuan akhir, melainkan fase persiapan ruhani menuju Ramadhan. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk meminta keberkahan waktu, bukan sekadar panjang umur. Karena umur tanpa keberkahan hanya akan menjadi deretan hari tanpa makna.

Rajab sebagai Bulan Persiapan, Bukan Ritual Baru

Para ulama menegaskan bahwa tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan di bulan Rajab. Namun, Rajab adalah momen strategis untuk memperbanyak istighfar, doa, sedekah, dan amal kebajikan lainnya sebagai latihan spiritual sebelum memasuki Ramadhan.

Rajab mengajarkan kesadaran bahwa perjalanan menuju Ramadhan dimulai jauh hari sebelumnya. Mereka yang serius menata diri sejak Rajab, akan memasuki Ramadhan dengan kesiapan iman dan ketenangan batin.

Bulan Rajab adalah undangan halus dari Allah agar manusia berhenti sejenak, menata hati, dan menyiapkan diri. Doa Rasulullah SAW menjadi panduan agar umat tidak melewati bulan ini dengan lalai. Jangan sia-siakan malam pertamanya, karena bisa jadi itulah malam ketika doa-doa lama akhirnya dikabulkan.

Wallāhu a‘lam.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir copy

Muhammadiyah Serukan Kebersamaan Nasional Hadapi Bencana

Purwokerto — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menegaskan pentingnya kebersamaan seluruh elemen …

ketum mui kh anwar iskandar dalam orientasi pengurus mui 251229054426 764

Ketum MUI Ajak Masyarakat Semarakkan Tahun Baru dengan Doa Bukan Hura-Huran Dan Bermaksiat

JAKARTA — Pergantian tahun baru dari 2025 menuju 2026 tinggal menghitung hari, ditengah berbagai musibah …