Jakarta – Banyak orang yang tidak menyangka bahwa dr. Tirta yang sangat vokal meneriakkan perlawanan terhadap virus Corona merupakan mualaf.
Momentum hari Raya Idul Fitri tahun ini dipilih dr. Tirta untuk mengungkap kisah perjalannya menjadi seorang mualaf yang telah berjalan sejak 2011 silam.
dr. Tirta mengaku bahwa sejak kecil telah terbiasa dengan toleransi beragama, karena kedua orangtuanya berbeda agama.
Ayah dr Tirta beragama Islam dan ibunya Tionghoa. Perbedaan budaya dan agama tak membuat keluarga besarnya terpecah belah.
“Dari SD aku ke TPA. Tapi, Minggu aku sekolah minggu. Di situlah aku mengenal toleransi, karena aku mengenal banyak orang dari kecil,” ucapnya.
Perjalanannya menjadi mualaf 8 tahun yang lalu itu bermula dari sebuah hidayah. dr Tirta tak menyangka ia mendapatkan petunjuk dari Tuhan lewat sebuah mimpi. Seperti dikutip dari laman detik, Rabu (27/05).
Di mimpinya, dr Tirta melihat dirinya berbaring dan dijaga dua orang berpakaian serba putih. Tak disangka, seorang kyai mengatakan sebuah pesan kalau suatu hari nanti dr Tirta akan mengemban tugas yang besar.
Hidayah lainnya didapatkan ketika ia mendengarkan suara azan selama 7 hari berturut-turut