picky eater

Fenomana Anak Picky Eater : Rahasia Rasulullah Mendidik Anak Tidak Pilih-Pilih Makanan

Banyak orang tua yang merasa kewalahan menghadapi anak yang sangat pemilih dalam hal makanan atau yang dikenal dengan istilah picky eater. Hal ini tidak hanya membuat stress orang tua agar anaknya mendapatkan makanan yang layak dan cukup, tetapi harus memikirkan apa menu makanan hari-hari berikutnya.

Fenomena picky eater anak sebenarnya lahir dari kebiasaan dan pembiasaan. Jika anak tumbuh dengan situasi dan kondisi keluarga yang kurang menanamkan pemahaman tentang pentingnya makanan yang bergizi dan bersyukur, anak akan cenderung memilih-milih makanan sesuai seleranya.

Islam telah memberikan pedoman yang sangat jelas tentang adab makan dan cara mendidik anak agar tidak menjadi pemilih makanan. Rasulullah dan para sahabatnya telah mencontohkan bagaimana sikap yang benar terhadap makanan yang diberikan Allah SWT.

Larangan Mencela Makanan dalam Islam

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Jika tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya (tanpa mencela).” (HR. Bukhari no. 3563 dan Muslim no. 2064)

Hadits ini menjadi landasan utama dalam Islam tentang adab terhadap makanan. Rasulullah memberikan teladan sempurna bahwa

  • Tidak boleh mencela atau mengkritik makanan
  • Jika suka, dimakan dengan rasa syukur
  • Jika tidak suka, cukup ditinggalkan tanpa komentar negatif

Apa rahasia dari ajaran ini?

  1. Menghargai Nikmat Allah.Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.”(QS. Ibrahim: 34) Setiap makanan adalah nikmat dari Allah SWT. Mencela makanan sama dengan tidak mensyukuri nikmat-Nya.
  2. Menghormati yang Menyajikan.Mencela makanan dapat menyakiti hati orang yang telah susah payah menyiapkannya, terutama ibu atau istri yang memasak.
  3. Mengajarkan Kesederhanaan. Islam mengajarkan sikap qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang ada, bukan selalu menuntut sesuai keinginan.

Bagaimana Mendidik Anak agar Tidak Picky Eater ala Rasulullah

1. Doa Sebelum dan Sesudah Makan

Rasulullah bersabda: “Wahai anak! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Hadits ini menunjukkan bahwa pendidikan tentang makanan dimulai dengan mengajarkan membaca bismillah, nenggunakan tangan kanan dan makan dari sisi terdekat (tidak mengambil dari sisi orang lain).

Hikmahnya tentu saja mengajarkan anak untuk mensyukuri setiap nikmat. Membaca bismillah mengajarkan semua rezeki yang hari ini dimakan berasal dari anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Selanjutnya, anak dididik untuk memakan yang ada paling dekat dengan tidak mengambil sisi makanan orang lain

2. Memberi Contoh Langsung

Rasulullah selalu memberikan contoh langsung dalam berperilaku, termasuk dalam hal makan. Beliau tidak pernah mengeluh atau mencela makanan di hadapan siapa pun, apalagi anak-anak. Jangan pernah mencela makanan di hadapan anak. Tunjukkan rasa syukur dan makan dengan lahap dan bersemangat.

3. Mengajarkan Rasa Syukur

Ingatlah bahwa setiap makanan yang halal dan baik adalah karunia Allah SWT. Tugas kita sebagai orang tua muslim adalah mendidik anak-anak kita untuk selalu bersyukur dan tidak mencela apa yang telah Allah berikan.

Allah berfirman “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. Ibrahim: 34). Tugas kita bukan menghitung, tetapi syukuri karena setiap tetes air yang diminum, bahkan udara yang dihirup adalah pemberian Tuhan.

4. Libatkan Anak dalam Proses Memasak

Rasulullah mengajarkan untuk bekerja dan menghargai proses. Melibatkan anak dalam memasak akan membuat mereka lebih menghargai makanan, memahami usaha yang diperlukan untuk menyiapkan makanan dan erasa bangga dengan hasil karyanya

Mendidik anak agar tidak menjadi picky eater dalam Islam bukanlah sekadar masalah nutrisi, tetapi merupakan bagian dari pendidikan akhlak dan spiritual. Dengan mengikuti teladan Rasulullah ﷺ yang tidak pernah mencela makanan, mengajarkan adab makan yang benar, dan menanamkan rasa syukur kepada Allah SWT, kita dapat membentuk karakter anak yang menghargai nikmat dan tidak berlebihan dalam tuntutan.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Delegasi AIMEP

AIMEP 2025: Jembatan Lintas Iman dan Budaya Australia-Indonesia

Jakarta – Persahabatan antarbangsa bukan hanya urusan diplomasi, melainkan juga amanah iman untuk saling mengenal …

Studium Generale di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ulama Saudi: Islam Itu Jalan Tengah, Bukan Kekerasan

Jakarta – Moderasi beragama bukan hanya ajaran Islam, tetapi juga fondasi kebangsaan Indonesia. Nilai wasathiyah …