091416300 1698991922 830 556

Hasil Survey WGI Tempatkan Indonesia jadi Negara Paling Dermawan di Dunia

JAKARTA – Masyarakat Indonesia kembali dinobatkan sebagai masyarakat yang paling dermawan di dunia berdasarkan hasil sebuah survey lembaga World Giving Indek (WGI) 2023. Survey ini secara berturut-turut menempatkan Indonesia sebanyak enam kali menjadi yang paling dermawan.

Dilansir dari laman republika.co.id Meski kurang didukung regulasi pemerintah, kegiatan filantropi di Indonesia masih diakui sebagai yang terbaik di dunia. Hal ini ditandai dengan dikukuhkanya kembali Indonesia sebagai “Negara Paling Dermawan” di dunia versi World Giving Index (WGI) 2023.

Laporan tahunan mengenai indeks kedermawanan di berbagai ini kembali menempatkan Indonesia di peringkat pertama untuk keenam kalinya secara berturut-turut dengan skor 68, sama dengan skor yang diraih tahun 2022. Sementara skor kedermawanan global adalah 39, lebih rendah satu poin dibanding skor tahun 2022.

Nilai ini menunjukkan bahwa peningkatan sumbangan yang terjadi di berbagai negara akibat pandemi Covid-19 masih terjaga sampai saat ini. Laporan WGI 2023 juga mengungkap 72 persen dari populasi dunia atau setara 4,2 miliar orang menyumbang atau membantu orang lain.

Laporan ini juga menemukan bahwa orang yang religius mempunyai indeks memberi lebih tinggi. Ini mengindikasikan bahwa nilai-nilai dan ajaran agama masih menjadi motivasi atau pendorong utama dalam menyumbang di berbagai negara.

Laporan juga menunjukkan bahwa imigran memiliki indeks kedermawanan lebih tinggi atau memberi lebih banyak dari warga yang lahir di negara tersebut. Tren ini terlihan mencolok di Timur Tengah, Afika Utara dan Eropa.

Selain itu, laporan WGI 2023 juga mengungkap bahwa kemurahan hati terkait dengan kepuasan hidup. Orang-orang yang menilai kehidupan mereka saat ini secara positif lebih cenderung memberikan sumbangan untuk amal dalam sebulan terakhir.

The World Giving Index (WGI) adalah laporan tahunan tentang kedermawanan di seluruh penjuru dunia yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF). Laporan ini disusun dengan menganalisis hasil survei lebih dari 2 juta responden di 142 negara di seluruh dunia yang dikumpulkan oleh Gallup sejak 2009.

Analisis data untuk laporan WGI 2023 dilakukan berdasarkan jajak pendapat secara global yang melibatkan 147.186 responden untuk menggambarkan kondisi kedermawanan di berbagai penjuru dunia selama tahun 2022.

Seperti penilaian yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya, ada tiga perilaku menyumbang yang dinilai dalam survei global tersebut, yakni: “menyumbang uang”, “menyumbang pada orang asing/tidak dikenal” dan “partisipasi dalam kerelawanan/volunterisme”.

Meski menempati peringkat pertama dan mendapat skor tertinggi, Indonesia tidak lagi menempati posisi teratas untuk ketiga perilaku memberi individu yang diukur dalam survei ini. Beberapa negara lain memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia untuk masing-masing dari tiga perilaku menyumbang tersebut.

Jamaika dan Myanmar menduduki perimgkat pertama dengan skor 83 persen untuk katagori “membantu orang asing” dan “menyumbang uang”, sementara Liberia menduduki peringkat pertama untuk “Partisipasi dalam kerelawanan” dengan skor 65 persen.

Namun, nilai Indonesia di tiga katagori menyumbang tersebut relatif tinggi sehingga skor keseluruhan masih tertinggi dibanding negara-negara lainnya.

WGI 2023 juga mengukuhkan Ukraina sebagai negara dengan peningkatan peringkat yang sangat pesat (the highest climber) karena skornya mengalami peningkatan 13 poin dan naik peringkat dari posisi 10 ke posisi dua.

Peneliti filantropi di Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC), Hamid Abidin menjelaskan bahwa skor Indonesia untuk tiga katagori menyumbang tidak mengalami perubahan yang sinifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Indonesia mengalami sedikit penurunan pada katagori ‘menyumbang uang’ dan ‘partisipasi dalam kerelawanan’, serta mengalami sedikit kenaikan pada katagori ‘menyumbang untuk orang asing’,” ujar Hamid dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/11/2023).

Laporan WGI 2023 menunjukkan 82 persen orang Indonesia menyumbang uang pada tahun 2022, lebih rendah 2 persen dibanding tahun 2021 (84 persen). Nilai ini jauh lebih tinggi dari skor rata-rata global (34 persen).

Persentase warga Indonesia

Persentase warga Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan juga masih tinggi (61 persen), meski turun 2 persen dibanding tahun 2021 (63 persen). Namun, nilai ini hampir tiga kali lebih besar dari angka rata-rata global (24 persen).

Sementara persentase warga yang menyumbang untuk orang asing berjumlah 61 persen, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya (58 persen) dan angka rata-rata global (60 persen). Menurut Hamid, pencapaian Indonesia ini terbilang mengejutkan mengingat sektor filantropi di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar sepanjang tahun 2022.

“Ketiga tantangan tersebut adalah menurunnya kepercayaan masyarakat paska penyelewengan dana sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT), belum pulihnya kapasitas menyumbang warga setelah Pandemi Covid-19, serta regulasi yang kurang mendukung, bahkan cenderung menghambat kegiatan filantropi di Indonesia,” ucap Hamid.

Namun, lanjut dia, kuatnya nilai dan ajaran keagamaan serta tradisi menyumbang yang menjadi penopang utama kegiatan kedermawanan sosial di Indonesia membuat kegiatan filantropi tetap berkembang pesat dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.

“Perkembangan filantropi juga akselerasi oleh berbagai inovasi dan terobosan dalam pengalangan sumbangan, khususnya pemanfaatan platform digital. Perluasan pendayagunaan sumbangan untuk program-program yang strategis dan berorientasi jangka panjang juga membuat masyarakat punya banyak opsi isu atau program yang bisa disumbang,” kata Hamid.

Hamid menjelaskan, kepercayaan donatur terhadap lembaga filantropi paska kasus ACT sempat menurun dan membuat mereka menahan diri untuk menyalurkan sumbangannya lewat lembaga filantropi. Kalaupun tetap menyumbang, masyarakat lebih memilih menyalurkan sumbangannya secara langsung ke penerima manfaat atau kelompok-kelompok terdekat di sekitar mereka.

“Kondisi ini juga diperparah dengan belum pulihnya kapasitas menyumbang masyarakat karena perekominian yang belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini terindikasi darimenurunnya jumlah donasi yang diterima oleh berbagai lembaga sosial,” jelas dia.

Namun, tambah dia, berkat kampanye yang gencar dan beragam upaya penguatan akuntabilitas yang dikembangkan berbagai lembaga filantropi, kepercayaan publik mulai bertahap pulih. Jumlah sumbangan yang digalang berbagai lembaga sosial dan filantropi kembali meningkat dan capaiannya melebihi tahun-tahun sebelumnya.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

5f641cea b898 4a4a a96a 238caa11dea1 169

Terduga Teroris Ditangkap di Tanjung Balai

Tanjungbalai – Sel-sel kelompok teroris masih aktif bergerak, sehingga Densus 88 Anti Teror terus melakukan …

Doa bersama HUT ke 80 TNI

TNI, Banser dan Pemuda Lintas Iman Bergandeng Tangan Merawat Toleransi, Menjaga Iman dan Persatuan Bangsa

Jakarta – Di bawah langit pagi Jakarta yang teduh, suara takbir dan doa menggema di …