Polisi berjaga di tempat kejadian muslim diserang muslim lainnya di Prancis
Polisi berjaga di tempat kejadian muslim diserang muslim lainnya di Prancis

Ikut Rayakan Natal, Pemuda Muslim Prancis Diserang Sesama Muslim

Paris – Kasus penyerangan bermotifkan agama kembali terjadi di Prancis. Kali ini seorang pemuda Muslim di Prancis diserang oleh orang-orang sesama warga Muslim. Penyerangan itu terjadi setelah korban mengikuti perayaan Natal dan memposting fotonya di media sosial.

Insiden ini mencuatkan kembali komentar para pejabat tinggi Prancis yang mengutuk apa yang mereka sebut “separatisme Islam” dan berjanji untuk terus memeranginya.

Insiden yang terjadi di timur laut kota Belfort itu dilaporkan oleh media lokal pada Sabtu pekan lalu. Korban yang berusia 20 tahun adalah putra seorang polisi dan merupakan warga keturunan Arab.

Tak lama setelah memposting foto-foto pesta Natal yang dia hadiri, korban diancam oleh seorang kenalannya yang juga seorang penganut Islam garis keras yang menganggap ikut serta dalam perayaan agama lain sama sekali tidak pantas di media sosial.

Kenalan korban, yang juga menjadi pelaku penyerangan, menghujat korban dengan sebutan “anak kulit putih kotor, anak ular, anak polisi” dan berjanji untuk menunjukkan kepadanya seperti apa seharusnya “orang Arab sejati”.

Meski nada percakapannya jauh dari ramah, korban setuju untuk menemui pelaku secara langsung untuk menyelesaikan perbedaan mereka.

Ketika korban datang untuk menemui kenalannya yang menghujatnya, sekelompok pria dari kubu garis keras yang marah muncul diapit oleh empat pria lainnya. Mereka memukuli korban dan mengancamnya dengan kekerasan lebih lanjut jika dia melaporkan kejadian tersebut ke polisi.  Meski diintimidasi, korban tetap melaporkan penyerangannya ke polisi.

“Insiden ini tidak boleh tetap tanpa konsekuensi. Ini adalah perilaku sektarian dan rasis. Ini tidak bisa diterima di abad ke-21. Setiap orang bebas merayakan apa yang mereka inginkan dan sesuka mereka,” ujar Ibu korban yang tak disebutkan namanya.

“Tidak ada tempat untuk separatisme di negara kita, tidak ada tempat untuk rasisme, dari mana pun asalnya,” tukasnya,

Dalam beberapa bulan terakhir, Prancis telah mengalami serentetan serangan teroris oleh kelompok radikal Islam, termasuk pemenggalan kepala guru yang mengerikan di pinggiran Paris. Guru tersebut menjadi sasaran seorang remaja radikal asal Chechnya setelah dia menunjukkan di kelasnya kartun Nabi Muhammad yang terkenal yang diterbitkan oleh majalah satire Charlie Hebdo.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …

pertemuan maruf amin dengan gibran rakabuming raka dok setwapresbpmi 4 169

Resmi Ditetapkan Jadi Wapres, Gibran Langsung Sowan Minta Wejangan Ke Wapres KH Ma’ruf Amin

Jakarta – Gibran Rakabuming Raka resmi ditetapkan menjadi Wakil Presiden terpilih pada pemilu tahun 2024, …