KH Yahya Staquf dan mantan Menlu AS Mike Pompeo
KH Yahya Staquf dan mantan Menlu AS Mike Pompeo

Ikuti Beberapa Agenda Penting di Amerika, Gus Yahya Usung Gagasan dari Idealisme NU dan Nilai-nilai Pancasila

Jakarta — Katib Aam PBNU Kiai Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) melawat ke Amerika Serikat untuk mengikuti sejumlah pertemuan penting. Gus Yahya membicarakan soal perdamaian global di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya masyarakat internasional tidak dapat menunda upaya mencari jalan keluar dari berbagai masalah yang tidak kalah mendesaknya, walau dibayang-bayangi pandemi.

“Saya akan mengusung gagasan-gagasan yang bersumber dari idealisme Nahdlatul Ulama, nilai-nilai Pancasila serta pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945,” ujar Katib Aam dalam keterangannya melalui rilis, Senin (12/7/2021).

Gus Yahya menjelaskan, visi kemanusiaan dalam Idealisme NU dan fondasi NKRI mengandung inspirasi yang sangat dibutuhkan untuk mencari jalan keluar dari ancaman destabilisasi global yang paling berbahaya dewasa ini, yaitu konflik antaridentitas, baik etnik, agama, maupun ideologi sekuler.  

Selama lima hari di Amerika Serikat, Gus Yahya, akan mengikuti lima agenda utama. Katib Aam PBNU diminta terlibat dalam pembicaraan menyangkut agenda IF20 (Inter Faith 20), yaitu agenda sandingan dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20, yang akan digelar September mendatang di Bologna, Italia. 

Sebagai wakil dari Gerakan Global Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam), Katib Aam akan menggelar KTT bersama Komunitas Masjid Muhammad atau dikenal juga sebagai The Nation’s Mosque, yaitu komunitas Muslim Afro-Amerika yang nenek-moyang mereka diperbudak di Amerika sekian abad yang lalu. KTT ini bertajuk “Building a Global Alliance Founded Upon Shared Civilizational Values” (Membangun Aliansi Global Berdasarkan Nilai-nilai Keadaban Bersama).

“Selain itu, mengikuti WEA (World Evangelical Alliance), organisasi Evangelis Internasional dengan pengikut lebih dari 600 juta orang di 140 negara,” kata Gus Yahya. 

Selanjutnya, Katib Aam PBNU akan mengikuti KTT IRF (International Religious Freedom Summit) selama tiga hari dan menyampaikan pidato pada salah satu plenonya dengan topik “The Rising Tide of Religious Nationalism” (Pasang Naik Nasionalisme Religius).

Di sela kegiatan, Gus Yahya juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah senator Amerika, yaitu Mitt Romney, Benjamin Sasse, dan Thomas Cotton. Katib Aam juga akan berbagi panel dengan Michael Pompeo, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang pernah berkunjung ke Jakarta atas undangan GP Ansor Oktober tahun lalu, dalam satu konferensi yang digelar Hudson Institute, salah satu think tank terbesar di Amerika, untuk mendiskusikan masalah-masalah terkait Stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …

ketua pbnu kh ahmad fahrur rozi atau gus fahrur saat ditemui di surabaya 169 1

Respon PBNU Terkait Pelaporan Terhadap Pendeta Gilbert Yang Dinilai Lecehkan Umat Islam

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena membahas soal Zakat dan tata cara muslim …