WNI eks ISIS
WNI eks ISIS

Ini Kata Lily Wahid Terkait Keluarga Anggota ISIS Yang Ingin Pulang

Jakarta-Keinginan keluarga eks kombatan ISIS yang ingin pulang ke Indonesia masih terus menggulirkan pro dan kontra. Ada yang mendukung dengan alasan kemanusiaan, tetapi ada juga yang menolak karena mereka dinilai telah mengkhianati Indonesia dan Pancasila.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Hj Lily Chadijah Wahid termasuk orang yang tidak setuju bila para mantan anggota ISIS pulang ke Indonesia. Menurutnya, masalah itu harus dipikirkan secara matang. Pasalnya kepulangan eks anggota ISIS itu tidak sekadar pemindahan, tetapi ada ancaman ideologi kekerasan yang berbahaya dan bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

“Mereka jelas-jelas bergabung dengan ISIS dan meninggalkan ideologi Pancasila, Ini adalah bentuk separatisme Kemudian coba kita pikir apa manfaatnya mengembalikan mereka untuk kebaikan bangsa kita.” tanya Lily Wahid, Sabtu (6/11/ 2019) dikutip dari laman nu or id

Mantan anggota DPR dari Fraksi PKB ini mengatakan tidak banyak manfaat dari pemulangan eks kombatan ISIS tersebut. Apalagi kepulangan mereka difasilitasi pemerintah Indonesia.

“Proses pemulangan sudah memakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi proses-proses yang dibutuhkan untuk mensterilkan mereka dari ideologi itu juga butuh biaya besar. Dan ujung-ujung belum tentu bisa dipastikan mereka Pro Pancasila lagi.” tegasnya.

Menurut Lily dengan mempertimbangkan manfaat madlorot di satu sisi sangat sesuai dengan cara berpikir ahlussunnah waljamaah yang mengedepankan untuk meninggalkan mafsadat, bahkan dari pada mengambil sebuah manfaat. “Coba apa manfaatnya membawa mereka kembali ke Indonesia.” tanya Lily.

Ia mengatakan bahwa kondisi saat ini merupakan konsekuensi yang harus ditanggung oleh para mantan kombatan itu yang memutuskan untuk meninggalkan tanah air dan bergabung dengan kelompok teror seperti ISIS. Ia tidak sepakat dengan klaim pendekatan humanistik atau kemanusiaan yang didorong untuk membawa mereka ke Indonesia. Itu dinilai tidak tepat dari pada pendekatan manfaat madlorot pada bangsa.

“Saya kira pendekatan kemanusiaan juga harus diukur dengan manfaat madlorotnya Tidak bisa atas nama humanistik tapi membahayakan orang banyak.” kata dia.

Seperti diketahui saat ini ribuan keluarga eks ISIS berada di kamp pengungsian di Suriah. Mereka yang sebagian besar perempuan dan anak-anak itu berada dalam kondisi mengenaskan dibawah ancaman perang yang berada di sekitarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Mensos di Pontianak

Ketika Doa Menyatukan Hati: Gus Ipul Temukan Makna Toleransi di Sekolah Rakyat Pontianak

Pontianak — Di tengah riuh suara anak-anak yang sedang makan siang, suasana hening seketika menyelimuti …

KH M Hilmi Assidiqi

Jihad Kebangsaan Santri: Bangun Bangsa Sesuai Kemampuan untuk Wujudkan Cita-cita Luhur Berdasarkan Pancasila

Jakarta — Perjuangan santri tidak hanya berkutat pada spiritualitas, tetapi juga pada semangat kebangsaan. Ranah …