Ini Pernyataan Darmono soal Pendidikan Agama tak Perlu Diajarkan di Sekolah

JAKARTA Dalam era keterbukaan seperti sekarang dimana setiap orang mempunyai tafsiran yang beragam terkait berita yang didapatnya disamping itu banyak informasi yang jika tidak dibaca dan dicerna secara baik akan menimbulkan salah tafsir sedikit saja perkataan akan menimbulkan beragam pendapat seperti pernyataan praktisi pendidikan Setyono Djuandi Darmono Chairman Jababeka Group yang juga pendiri President University banyak menuai polemik terkait komentarnya yang mengusulkan agar pendidikan agama cukup diajarkan orangtua masing masing atau lewat guru agama di luar sekolah Dikutip dari laman jppn com pendapat tersebut kontan saja menuai sorotan hingga ahirnya menimbulkan polemik yang salah tafsir Ardiyansyah Djafar dari Desk Komunikasi Jababeka menyampaikan pernyataan secara tertulis kepada JPNN com Jumat 5 7 Berikut pernyataan lengkapnya Beredar berita bahwa SD Darmono pendiri Jababeka menganjurkan Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pelajaran agama dari sekolah Kami tegaskan bahwa pendapat itu telah menimbulkan salah penafsiran Untuk itu kami meluruskan Pertama SD Darmono sangat peduli pada pendidikan karakter berbasis agama yang mempunyai akar kuat dan sudah mentradisi di Nusantara Yang dia soroti dan prihatinkan adalah mengapa identitas agama ketika dikaitkan dengan politik malah mendorong munculnya konflik dan polarisasi sosial Padahal semua agama mengajarkan persatuan dan akhlak mulia Baca juga Jokowi Minta Guru Ajarkan Toleransi ke Siswa Sejak DiniKedua Masuknya faham keagamaan yang ekstrim ke sekolah dan universitas mesti menjadi perhatian kita semua karena hal ini merusak kesatuan dan harmoni sosial Oleh karena itu materi pembelajaran dan kualitas guru gurunya perlu ditinjau ulang Hendaknya pelajaran agama itu lebih menekankan character building dan kemajuan bangsa Terlebih lagi Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius Ketiga Jika pelajaran agama dalam aspek aspeknya yang dianggap kurang itu tanggungjawab setiap orangtua dan komunitas umat beragama bisa dilengkapi di masjid gereja atau vihara Keempat Jadi intinya bukan mengeluarkan pelajaran agama dari sekolah tetapi sebuah koreksi dan renungan apa yang salah dengan pendidikan agama kita di sekolah Buku Bringing Civilizations Together yang diluncurkan 4 Juli lalu penekanannya adalah pada pembentukan karakter demi kerukunan dan kemajuan bangsa Demikianlah semoga ralat ini menyelesaikan salah paham yang dialamatkan pada SD Darmono Ardiyansyah Djafar Desk Komunikasi Jababeka

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …