firaun
firaun

Inilah Sosok Yang Dujuluki Fir’aun Pada Zaman Nabi Muhammad

Ketika disebut nama Fir’aun, maka yang segera terlintas dibenak kita adalah pemimpin Mesir yang tewas tenggelam di laut merah saat mengejar Nabi Musa. Namun demikian, jauh setelah masa Nabi Musa tersebut, yaitu pada masa Nabi Muhammad juga ada Fir’aun. Lebih tepatnya sosok yang dijuluki Fir’aun.

Sosok tersebut adalah Abu Jahal, musuh umat Islam. Jika dilihat dari julukannya, seseorang yang dijuluki Fir’aun jelas bukan orang baik-baik. Minimal ia kufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal ini juga terdapat pada diri Abu Jahal; berbuat jahat kepada umat Islam, dan kufur kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tapi bagaimana cerita Abu Jahal mendapat julukan Fir’aun zaman Nabi Muhammad?

Dalam al-Bidāyah wa an-Nihāyah (5:141) disebutkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, bahwa ia berkata:

“Aku datang kepada Rasulullah pada hari Perang Badar, lalu aku berkata: ‘Aku telah membunuh Abu Jahal.’ Maka Rasulullah bersabda: ‘Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia?’ Aku menjawab: ‘Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia.’ Beliau mengulangi dua atau tiga kali. Rasulullah kemudian bersabda: ‘Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan pasukan musuh sendirian.’ Kemudian beliau bersabda: ‘Pergilah dan tunjukkan kepadaku.’ Maka aku pergi dan menunjukkan kepadanya. Lalu beliau bersabda: ‘Inilah Fir’aunnya umat ini.'”

Dalam riwayat di atas tampak bahwa Abu Jahal telah terbunuh dalam perang Badar, akan tetapi hal tersebut tidak langsung diketahui oleh Nabi Muhammad. Kemudian Ibnu Mas’ud datang kepada beliau untuk mengabarkan kematiannya.

Kabar tersebut membuat Nabi Muhammad bahagia. Hal ini tampak dari bagaimana beliau meminta Ibnu Mas’ud untuk bersumpah atas nama Allah. Selain itu, Abu Jahal memang telah menjadi musuh umat Islam yang tiada henti memerangi Nabi Muhammad dan umat Islam.

Setelah melihat langsung mayat Abu Jahal, kemudian Nabi Muhammad menjulukinya sebagai Fir’aun. Julukan Fir’aun ini sesuai sifat dan perlakuannya dengan Fir’aun zaman Nabi Musa, yaitu menyekutukan Allah dan memerangi umat beriman (umat Nabi Muhammad dan Nabi Musa).

Riwayat yang serupa juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadis, salah satunya dalam al-Mu’jam Al-Kabīr karya Aṭ-Ṭabrānī (9:84). Dalam riwayat lain bahkan disebutkan leher Abu Jahal dipenggal kemudian kepalanya dibawa ke hadapan Nabi Muhammad.

Apa yang dialami oleh Abu Jahal ini merupakan salah satu bentuk azab Allah kepada orang yang kafir. Ibnu Taimiyah dalam al-Jawāb aṣ-Ṣaḥīḥ liman Baddal Dīn al-Masīḥ (6/444) memberikan penjelasan bahwa terkadang Allah mengazab orang kafir di dunia melalui tangan-tangan hamba-Nya yang beriman dalam bentuk jihad atau lainnya.

Hal ini bukan berarti Allah tidak bisa mengazabnya secara langsung. Akan tetapi agar menjadi peringatan untuk bertaubat bagi kelompoknya maupun keturunannya. Jika Allah mengazab Abu Jahal ini sebagaimana mengazab Fir’aun, maka kelompok mereka akan binasa. Sehingga kebermanfaatannya akan terputus atau dari keturunannya tidak ada yang beriman.

Karena itulah, tidak sedikit kafir Qurais yang semula memusuhi Nabi Muhammad kemudian beriman. Bahkan anak Abu Jahal, yaitu ‘Ikrimah, pun beriman dan kemudian menjadi Sahabat Nabi Muhammad.

Kisah Abu Jahal si Fir’aun ini juga menjadi pelajaran untuk umat Islam zaman sekarang bahwa keburukan dan kejahatan yang dilakukan di dunia bisa saja diazab secara kontan di dunia juga, sebagaimana yang dialami oleh Abu Jahal. Tidak hanya di dunia, kelak diakhirat juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.

Bagikan Artikel ini:

About Fahrudin

Check Also

surah al ikhlas

Fakta Sejarah Surah Al-Ikhlas yang Belum Diketahui Banyak Orang

Surah Al-Ikhlas telah menjadi surah yang populer di tengah umat Islam. Kepopuleran ini paling tidak, …