agama perdamaian
agama perdamaian

Islam agama Perdamaian dan Ramadan Bulan Perdamaian

Ulah sebagian pihak yang menempatkan agama sebagai alat untuk melakukan kekerasan menjadi kenyataan tak terbantahkan. Ironis memang, pada saat agama hadir sebagai pembebas manusia dari segala kebiadaban, ketidakadilan, kekerasan dan sejumlah tabiat buruk yang lain, pada saat yang sama agama justru menjadi media penghancur tatanan kemanusiaan paling kejam.

Aksi anarkis berlatar belakang agama yang banyak terjadi akhir-akhir ini menyiratkan pesan, pesan perdamaian yang dihembuskan oleh agama telah kehilangan elan vitalnya. Demikian pula dalam agama Islam, agama dengan misi utama “rahmatan lil ‘alamin” ini telah diselewengkan dari tujuan asasinya sebagai agama kasih sayang bagi semesta.

Kasus kekerasan atas nama agama yang tak urung berhenti sampai detik sekarang adalah terorisme. Teranyar sekali adalah ditangkapnya kelompok teroris di Lampung. Peristiwa tersebut berakhir dengan dua teroris dilumpuhkan dan satu anggota Densus 88 mengalami luka serius terkena tembakan kelompok teroris.

Bulan Ramadan yang mestinya dimanfaatkan untuk aktifitas kebaikan bernilai ibadah justru dimanfaatkan untuk kegiatan yang bertentangan dengan semangat bulan suci. Segala aktifitas yang menafikan kedamaian dan ketenangan bertentangan dengan ajaran agama yang sangat menghargai perdamaian.

Spirit perdamaian sebagai pesan moral dari puasa ramadan hilang bertukar kegiatan yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang mewajibkan untuk menahan hawa nafsu dilanggar dengan memperturutkan nafsu membunuh, menebar teror dan ketakutan pada orang lain.

Pesan Perdamaian dalam al Qur’an

Disyariatkannya puasa ramadan bertujuan meningkatkan ketakwaan. Salah satu bentuk ketakwaan itu adalah menebarkan kedamaian sebagaimana ditegaskan dalam al Qur’an. Ada banyak ayat yang menyuarakan pentingnya perdamaian dan mengupayakan perdamaian.

“Maka sebab rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu”. (QS. Ali Imran: 159).

Pada ayat lain Allah berfirman: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya”. (QS. al Hujurat: 9).

Dua ayat di atas sebagai bukti, sesungguhnya doktrin agama tak pernah mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama yang menuntun umatnya ke jalan yang penuh rahmat dan perdamaian. Pesan perdamaian itu tidak hanya disebut sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali.

Dalam banyak ayat al Qur’an pesan perdamaian itu, misalnya menggunakan redaksi berikut: al rahman (pengasih), al rahim (penyayang), al ‘adl (keadilan), al salam (keselamatan), al Hasan (kebaikan), al sulkh (perdamaian), al hikmah (kebijaksanaan), dan lain sebagainya.

Pesan perdamaian dalam al Qur’an sangat banyak dan diulang-ulang. Sementara ayat Qital/jihad tak lebih hanya disebut 40 kali. Konteksnya pun hanya saat mempertahankan diri dan apabila diperangi atas nama agama saja. Maka, kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan yang bersentimen agama sangatlah bertolak belakang dengan ajaran agama. Apalagi dalam konteks keindonesiaan yang masyarakatnya hidup dalam kedamaian dan keharmonisan.

Maka, bisa disimpulkan, aksi-aksi kekerasan bernuansa agama seperti terorisme dilakukan sebab dua hal. Pertama, karena pemahaman terhadap ayat-ayat al Qur’an yang keliru. Kedua, atau sengaja dipakai untuk kepentingan politik tertentu.

Bukankah Nabi berpesan: “Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa yang ada di atas bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh penghuni langit”. (HR. Tirmidzi).

Bulan Ramadan menjadi momentum paling baik mengejawantahkan pesan perdamaian. Apalagi diparuh ketiga bulan suci ini, dimana setiap aktifitas kebaikan berpotensi mengantarkan seseorang meraih keutamaan suatu malam yang bernilai lebih dari seribu bulan atau malam lailatul qadar.

Sebaliknya, aktifitas-aktifitas yang mengarah pada aksi-aksi terorisme merupakan perbuatan tercela dan dilarang oleh agama. Dan, sebab itu pula akan pupus harapan untuk meraih kemuliaan bukan suci ramadan dan keutamaan malam lailatul qadar.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …