muncul klaster suluk thareqah 169
muncul klaster suluk thareqah 169

Jadi Kluster baru, Kemenag Blitar Imbau Suluk Tharegah Terapkan Protokol Kesehatan.

Blitar – Penularan virus Corona diberbagai wilayah masih cukup tinggi, setelah beberapa Pondok Pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat santrinya tertular virus Corona, sekarang jamaah tharekah yang tertular virus Corona.

Melalui Satgas COVID- 19 Kabupaten Blitar merilis adannya kluster baru Covid- 19 pada Suluk Tharegah. Terdapat sebanyak 8 santri yang dinyatakan positif Covid- 19 setelah sebelumnya sebanyak 7 orang terlebih dahulu dinyatakan positif.

Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, 8 pasien tambahan ini merupakan orang yang kontak erat dengan pasien sebelumnya. Sebanyak 42 hasil tracing telah dilakukan rapid test. 12 Di antaranya menunjukkan hasil reaktif.

“Dari rapid yang 12 reaktif kami langsung ambil tes swab. Dan hasilnya ada 8 yang terkonfirm positif semua warga Wonodadi. Sehingga total dari klaster suluk ini ada 15 orang,” paparnya seperti dikutip dari laman, Kamis (8/10/2020).

Informasi yang dihimpun detikcom, aktivitas suluk Thareqah Naqsyabadiyah ini dilakukan di Ponpes Mantenan, Udanawu pada bulan-bulan tertentu. Suluk dilaksanakan selama sekitar satu bulan, dengan peserta yang datang dari berbagai wilayah.

Humas Kemenag Kabupaten Blitar, Jamil Mashadi mengaku prihatin dengan hal ini. Suluk Thareqah menurutnya, adalah ibadah dalam proses mengolah batin. Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, pihaknya mengimbau ibadah sebaiknya menghindari wabah yang mengancam kesehatan dan keselamatan jasmani.

“Kita kembali bagaimana Rasulullah menyikapi wabah. Kalau ada wabah maka hindari. Semua perilaku kita harus menyesuaikan dengan pandemi ini. Perlu mengubah perilaku agar tertib menjalankan protokol kesehatan supaya tidak menghentikan ibadah,” jelasnya.

Jamil kemudian menceritakan kisah seorang waliyullah yang sedang dalam perjalanan. Di tengah perjalanan, waliyullah itu menemui daerah yang terserang wabah penyakit. Beliau menghindari daerah itu dengan tidak melewatinya.

Ketika pulang dari perjalanan dan melewati daerah itu, ternyata kabar yang diterimanya memprihatinkan. Karena jumlah korban akibat wabah penyakit itu total sebanyak 500 orang.

“Namun ternyata, yang meninggal karena wabah itu hanya 50 orang. Kematian lainnya karena abai, takut, panik dan kelaparan. Maka kita sebagai umat Islam, harus arif bijaksana menghadapi wabah. Jangan sombong, nyapo aku cedek Gusti Allah ora bakal kenek (Aku dekat dengan Gusti Allah tidak akan kena COVID-19). Saat ini yang wajib kita lakukan adalah mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …