Kepala BNPT Komjen Pol. DR. Boy Rafli Amar, MH, menghadiri Maulid Nabi bersama Habib Luthfi di Pekalongan
Kepala BNPT Komjen Pol. DR. Boy Rafli Amar, MH, menghadiri Maulid Nabi bersama Habib Luthfi di Pekalongan

Jangan Jadikan Fanatisme Agama Sebagai Alat Monopoli Kebenaran

Jakarta – Masyarakat Indonesia diimbau agar tidak menjadikan fanatisme agama sebagai alat memonopoli kebenaran. Hal itu sangat penting untuk mencegah perpecahan di tengah masyarakat.

“Fanatisme terhadap agama itu bagus sekali. Akan tetapi, yang terpenting tidak boleh memonopoli kebenaran atau menyatakan kebenaran secara sepihak dan mengatakan yang lain salah,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH,.

Pernyataan itu diungkapkan Boy Rafli saat menjadi narasumber dalam Podcast Kafe Toleransi BNPT bertajuk “Monopoli Kebenaran dan Fanatisme Agama” yang disiarkan di kanal YouTube Humas BNPT, sebagaimana dipantau di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, fanatisme agama yang tidak diikuti dengan monopoli kebenaran akan menjaga kebinekaan yang ada di Indonesia sehingga persatuan dan kesatuan di Tanah Air pun ikut terjaga. Lebih lanjut, Boy Rafli memandang setiap umat beragama sebenarnya patut memiliki fanatisme terhadap agamanya.

“Fanatisme dalam menjalankan ibadah dan syariat agama memang merupakan hal yang harus dilakukan sebagai orang yang beriman dan bertakwa,” katanya.

Meskipun begitu, kata Boy Rafli, masyarakat juga harus menyadari bahwa ada pemeluk agama lain yang memiliki bentuk ibadah dan syariat masing-masing. Oleh karena itu, setiap anak bangsa harus saling menghargai dan menghormati, terlepas dari apa pun agama yang dianut.

Baca juga: Bom di Kunduz Tewaskan 33 Rakyat Afghanistan Ia pun menekankan bahwa memeluk agama tertentu merupakan hak individu yang dimiliki oleh setiap anak bangsa.

“Kita harus menyadari di luar kita, ada orang lain yang menganut agama berbeda sehingga kita harus menghormatinya. Kita harus saling menghargainya. Ini juga merupakan prinsip tasawuf atau bertoleransi,” kata Boy Rafli.

Kepala BNPT juga menyampaikan bahwa keberagaman di Indonesia, seperti suku, agama, adat, dan budaya, merupakan keniscayaan yang harus senantiasa dijaga oleh seluruh elemen bangsa. Bahkan, kata dia, proses masuk dan penyebaran suatu agama ke Indonesia, seperti Islam, tidak terlepas dari pembauran dengan adat dan istiadat yang beragam.

“Bangsa Indonesia sangat beragam, bahkan proses masuknya agama Islam juga diteruskan para wali berbaur dengan adat dan budaya sehingga kita harus melihatnya sebagai kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain,” ujar Boy Rafli.

Dia pun mengajak segenap bangsa Indonesia untuk senantiasa mensyukuri keberagaman di Tanah Air dengan tidak memonopoli kebenaran melalui fanatisme dan tetap menguatkan nilai-nilai toleransi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

pendeta gilbert lumoindong menemui eks wapres jusuf kalla 169

Sempat Bikin Heboh, Begini Klarifikasi dan Permohonan Maaf Pendeta Gilbert Lumoindong soal Video Viral

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoinding viral di media sosial karena dalam khutbahnya di Gereja menyinggung …

Untung Cahyono copy

Minta Maaf, Khatib Untung Cahyono: Saya Perlu Introspeksi dan Muhasabah

Jakarta – Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah di Bantul heboh. Pasalnya, salat Idul …