Yenny Wahid
Yenny Wahid

Jelang Pilpres 2024, Yenny Wahid Ingatkan Masyarakat Tak Terjebak Perilaku Negatif di Medsos

Magelang – Jelang tahun politik Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2023, masyarakat diingatkan agar tidak terjeak dengan perilaku negative, hate speech, dan ujaran kebencian di media sosial (medsos). Apalagi polarisasi itu mengatasnamakan agama.

“Disinilah pentingnya organisasi Islam terbesar di Indonesia NU dan Muhammadiyah bekerja sama saling bahu membahu untuk meredam polarisasi yang ada di masyarakat. Hal itu perlu dilakukan agar umat NU dan Muhammadiyah terhindar dari polarisasi yang mulai meruncing menjelang Pilpres 2024,” ujar Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid pada pameran seni rupa Mata Air Bangsa persembahan untuk Gus Dur dan Buya Syafii Maarif di OHD Museum Magelang, Sabtu (30/7/2022).

Untuk itu, Yenny mengingatkan masyarakat tidak terjebak pada perilaku-perilaku negatif, hate speech, ujaran-ujaran kebencian, lalu hujatan-hujatan terutama melalui sosial media. Sosial media salah satu tantangan yang saat ini kita hadapi di dunia karena memang mekanisme algoritma membuat masyarakat itu menjadi terbelah karena masyarakat kita sekarang sudah dikondisikan untuk melihat masalah itu hanya secara hitam-putih saja,” kata

Menurut Yenny, adanya peran sosial media membuat masyarakat tidak cukup bersabar membaca artikel. Untuk itu yang dibaca hanya judulnya saja, kemudian saat membaca judul tersebut pemahamannya menjadi dangkal dan mudah disesatkan.

“Ini diperparah lagi dengan hadirnya buzzer-buzzer yang tidak bertanggung jawab. Dari semua pihak lah siapapun yang punya uang bisa mengontrak buzzer. Ini fenomena yang menurut saya membahayakan kalau tidak kita rendam,” kaya Yenny.

“Redamnya pakai apa, kewarasan, saling mengingatkan, jangan terjebak pada perilaku-perilaku semacam itu. Kalaupun ada tetap ini tidak bisa dihindari karena kadang-kadang orang-orang yang berkecimpung dalam dunia politik terutama mereka akan menghalalkan segala cara demi untuk bisa meraih kekuasaan,” tuturnya.

Menurut Yenny, bagi orang-orang yang masih berpikiran agar jangan pasrah. Untuk itu, mereka harus melakukan kontra narasi, aktif di masyarakat.

“Jadi sosial media tidak boleh hanya dipenuhi buzzer, tapi dipenuhi oleh netizen-netizen yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Khusus bagi NU dan Muhammadiyah, katanya, guna meredam kondisi tersebut bisa dilakukan dengan konsolidasi. Di mana NU dan Muhammadiyah bisa melakukan konsolidasi di kalangan umat untuk membantu, meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan lewat sosial media.

“Informasi yang ditularkan lewat offline saya harap bisa meredam apa yang terjadi secara online. Kalau online sangat simplistis, sifatnya dangkal, tetapi ketika offline itu ada penjelasan, ada perspektif, ada nuansa, bisa dijelaskan orang biasa lebih maklum. Ini fungsinya organisasi besar yang berjejaring sangat luas di masyarakat untuk bisa melakukan peran-peran, melakukan mitigasi atas kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh penggunaan sosial media yang destruktif sifatnya melalui buzzer dan lain sebagainya,” pungkas Yenny Wahid.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …