Jihad, Perang dan Terorisme (1) : dari Interpretasi ke Manipulasi

Terdapat kesalahan besar orang di luar Islam dalam memahami jihad yang dipadankan dengan teror. Akibatnya, Islam dituduh menjadi agama yang melegalkan teror. Jihad dianggap sebagai dalil dan doktrin dalam Islam yang menyokong tindakan teror dan kekerasan. Kesalahan ini cukup fatal karena citra Islam menjadi sangat buruk, bahkan kejam.

Namun, kesalahan yang lebih fatal terjadi saat orang Islam sendiri memahami jihad dalam pemahaman yang sempit bahkan distortif. Jika mau jujur, distorsi pemahaman jihad dalam makna teror inilah yang menyumbangkan mispersepsi orang di luar Islam dalam memahami jihad. Artinya, kesalahan persepsi terhadap Islam, citra buruk Islam bahkan islamophobia juga muncul karena sumbangan kelompok dalam Islam yang nyata memanipulasi ayat-ayat jihad untuk kepentingan kekerasan dan teror.

Karena itulah, penting sekali untuk melihat secara jernih makna jihad dalam interpretasi atau tafsir yang komprehensif. Jika tidak, bukan interpretasi yang dihasilkan justru manipulasi yang berujung kesalahan fatal. Rangkaian jihad, perang, dan teror merupakan istilah yang sangat berlainan, tetapi saat ini dalam pencarian kata menjadi saling terkait.

Pertama harus ditegaskan bahwa tidak ada satupun dalil dalam Islam yang mengabsahkan terorisme. Terorisme yang dimaknai sebagai tindakan kekerasan yang menghilangkan nyawa secara serampangan, merusak fasilitas publik dan menimbulkan suasana mencekam di tengah kehidupan masyarakat, tidak ada pijakan setitik pun dalam Islam. Terorisme adalah kejahatan yang sangat bertentangan dengan Islam.

Pertanyaannya, kenapa kelompok dalam Islam seringkali menggunakan dalil dalam mengabsahkan tindakan teror? Ini fakta bukan islamophobia! Bahwa ada oknum individu dan kelompok dalam Islam yang memanipulasi ayat untuk tindakan teror yang dianggap jihad. Apakah kita harus menutup mata tentang fakta itu? Apa harus berdalih ada konspirasi untuk menjelekkan citra Islam?

Silahkan jika ada pakar intelijen yang mau menelusuri itu. Namun, fokus Saya di sini hanya mengurai fakta pemahaman yang manipulatif tentang ayat jihad yang perlu diluruskan dengan kaidah interpretasi yang tepat. Tidak perlu mengungkapkan kegeraman yang berlebihan Ketika menghadapi isu teror yang dikaitkan dengan Islam. Toh, sejak dulu sudah ada kelompok dalam Islam yang menggunakan ayat untuk membunuh bukan hanya kepada orang yang dianggap kafir, tetapi sama muslim. Peristiwa itu juga sebagai fakta sejarah yang seharusnya bisa dicegah dengan memberikan pemahaman yang benar.

Tugas para tokoh agama bukan hanya selalu menjawab bahwa umat Islam bukan teroris. Itu memang penting, tetapi yang lebih utama adalah membersihkan pemahaman yang mungkin masih mengidap di segelintir umat Islam tentang pemahaman jihad yang manipulatif. Kenapa ini penting? Pertama, upaya ini untuk menjernihkan makna jihad yang sebenarnya sehingga tidak rentan untuk dimanipulasi dan dieksploitasi oleh oknum umat Islam yang distortif. Kedua, upaya ini penting untuk menyelematkan generasi muda muslim agar tidak mudah terpengaruh pemahaman yang manipulatif yang gencar mengincar kelompok usia belia.

Sampai di sini sejatinya tugas kita tidak mudah. Pertama kita harus memberikan interpretasi yang lugas dan bernas tentang jihad. Selanjutnya, interpretasi ini harus bisa dipahami oleh generasi muda saat ini agar tidak jatuh pada pemahaman yang manipulatif.

Jihad dan perang memang bagian dari ajaran yang diatur dalam Islam. Namun, yakinlah, dan sejak dini harus dipegang teguh bahwa terorisme yang mengatasnamakan Islam adalah perbuatan oknum umat Islam yang memanipulasi ayat jihad untuk kepentingan politik mereka. Tidak ada satupun dalil dalam Islam yang mengabsahkan teror.

Karena itulah, dalam tulisan selanjutnya akan dipetakan ayat jihad, ayat perang dan ayat yang sering dimanipulasi dengan makna teror!

Bersambung