Jakarta – Di tengah wabah virus Corona atau COVID-19, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) terisolasi di luar negeri. Salah satunya adalah para anggota jemaah tabligh di India dan Malaysia. Pasalnya, dari kegiatan jemaah tabligh, puluhan orang telah positif terpapar COVID-19.
Kondisi itu membuat anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantau dan mendata para WNI itu. Selain Jemaah Tabligh, WNI anak buah kapal (ABK) di seluruh dunia juga harus diperhatikan.
“Keberadaan dan kepulangan WNI di Malaysia. Kedua, kembalinya anak buah kapal (ABK) WNI dari seluruh dunia. Ketiga, Jemaah Tabligh kita di India, di mana saat ini ada sekitar 62 kelompok jamaah tabligh asal Indonesia yang terjebak di India, mereka perlu didata dan diinformasikan keberadannya kepada keluarganya di Indonesia,” kata Syaifullah, Rabu (8/4/2020).
Menurutnya, DPR membuka ruang dengan menyetujui kebijakan pemulangan WNI dari luar negeri secara mandiri. Begitu juga WNI yang sedang melakukan perjalanan di luar negeri terhambat pulang ke Tanah Air akibat kebijakan lockdown negara yang ditinggali.
“Kami minta semua KBRI maupun KJRI di semua negara bisa menampung warga Indonesia yang sedang melakukan perjalanan itu, di samping pelajar dan mahasiswa,” ujarnya.
Kepada WNI yang bermasalah di luar negeri terkait proses pulang kampung, Syaifullah meminta agar mereka mendatangi KBRI maupun KJRI di negara masing-masing untuk mendapatkan bantuan pemerintah.
“Kemenlu (Kementrian Luar Negeri) sudah menyiapkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk bisa dipergunakan memenuhi kebutuhan WNI di luar negeri yang mengalami persedian makanan terbatas,” kata dia.
Syaifullah kemudian mencermati perlindungan terhadap WNI di luar negeri yang kerap mendapat stigma negatif saat pendemi virus corona. Wujud stigma tersebut biasanya tindakan rasisme bagi keturunan Asia.
“KBRI dan KJRI juga harus melindungi WNI dari potensi rasisme di Eropa dan Amerika, di mana telah muncul fenomena rasisme terhadap orang-orang yang berwajah Asia,” tutur Syaifullah.