054929700 1589884898 830 556
054929700 1589884898 830 556

Keluarga Besar Ponpes Tebuireng: Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud tak Layak

JOMBANG –Keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur menanggapi beredarnya softcopy Kamus Sejarang Indonesia Jilid I (Nation Formation) yang tidak mencantumkan nama KH. Hasyim Asy’ari atau lebih tepatnya dihilangkan dari lembaran Kamus.

Hilangnya nama KH. Hasyim Asy’ari diketahui setelah beredar softcopy  Kamus Sejarah Indonesia, dan setelah diteliti ternyata banyak sekali narasi yang tidak sesuai dengan sejarah bangsa serta framing yang digunakan dalam Kamus Sejarah tersebut.

Humas Pondok Pesantren Tebuireng, Nur Hidayat menyatakan, naskah tersebut sama sekali tidak layak dijadikan rujukan bagi praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia. Karena banyak berisi materi dan framing sejarah yang secara terstruktur dan sistematis telah menghilangkan peran Nahdlatul Ulama dan para tokoh utama Nahdlatul Ulama.

“Terutama peran Hadratus Syaikh KH Mohammad Hasyim Asy’ari,” kata Nur Hidyat melalui siaran tertulisnya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, seperti dikutip dari laman republika.co.id Selasa (20/4).

Dia mengatakan, jika dicermati lebih dalam, narasi yang dibangun dalam kedua jilid Kamus Sejarah Indonesia tersebut tidak sesuai dengan kenyataan sejarah. Hal itu karena cenderung mengunggulkan organisasi tertentu dan mendiskreditkan organisasi yang lain.

“Di luar itu, banyak kelemahan substansial dan redaksional yang harus dikoreksi dari konten Kamus Sejarah Indonesia tersebut,” ujar Nur Hidayat.

Dia berpendapat, sejarah sebuah bangsa sangat penting untuk membangun peradaban pada masa mendatang. Pepatah sering menyebutkan, tidak ada satu bangsa yang menjadi besar tanpa memahami dan mempelajari sejarah leluhurnya. Karena itu, lanjut Nur Hidayat, penulisan sejarah yang jujur merupakan tanggung jawab semua elemen bangsa.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut, tambah Nur Hidayat, Ponpes Tebuireng menuntut Kemendikbud untuk menarik kembali naskah tersebut. Ia juga menuntut Kemendikbud meminta maaf kepada seluruh bangsa Indonesia atas kecerobohan dan kelalaian dalam penulisan kamus sejarah tersebut.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …

ketua pbnu kh ahmad fahrur rozi atau gus fahrur saat ditemui di surabaya 169 1

Respon PBNU Terkait Pelaporan Terhadap Pendeta Gilbert Yang Dinilai Lecehkan Umat Islam

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena membahas soal Zakat dan tata cara muslim …